(Vibiznews – Indeks) – Mengakhiri perdagangan saham awal pekan ini, bursa saham Jepang hari Senin (17/02/2020) kembali merugi dengan indeks ditutup lebih rendah lagi dari penutupan perdagangan sebelumnya. Buruknya pasar saham Jepang hari ini dipicu laporan mengecewakan data prelim PDB Jepang untuk periode Q4-2019 serta penambahan korban virus Corona.
Data PDB tersebut menunjukkan ekonomi Jepang menyusut 1,6% qoq di Q4 2019, dibandingkan dengan konsensus pasar dari kontraksi 0,9% dan setelah direvisi ke bawah 0,1% pertumbuhan di Q3. Ini adalah kontraksi pertama sejak Q3-2018 dan paling curam sejak Q2-2014, karena konsumsi swasta turun untuk pertama kalinya dalam lima kuartal setelah kenaikan pajak penjualan dan pengeluaran bisnis Oktober turun untuk pertama kalinya dalam 3 kuartal.
Mengenai wabah virus Corona, Komisi Kesehatan Nasional negara China umumkan angka kematian di daratan Cina mencapai 1.770 pada akhir hari Minggu, naik 105 dari hari sebelumnya. Jumlah kematian baru di provinsi Hubei tengah China akibat wabah coronavirus naik 100 pada hari Minggu.
Indeks Nikkei ditutup turun 156 poin atau 0,6% menjadi 23.532. Demikian indeks Nikkei berjangka kontrak bulan Maret mengalami penurunan 164,35 poin atau 0,69% menjadi 23,523 basis poin, indeks sempat naik ke posisi 23563 dan turun ke posisi rendah di 23336. Indeks Topix anjlok 0,89% ke posisi 1687.
Anjloknya indeks Nikkei cukup signifikan banyak dipengaruhi oleh anjloknya saham eksportir seperti saham Sony yang anjlok 2 persen lebih. Selain itu juga ditekan oleh saham Nissan dan juga saham East Japan Railway yang juga ambruk 2 persen lebih.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting