(Vibiznews – Indeks) – Bursa saham Jepang akhir pekan pada perdagangan hari Jumat (06/03/2020), ditutup dengan indeks Nikkei anjlok parah ke posisi terburuk sejak pekan kedua bulan September 2019 yang dipengaruhi pernyataan Menteri Keuangan Jepang dan juga berita penyebaran virus Corona di luar China.
Menteri Keuangan Jepang Taro Aso mengatakan bahwa Group Tujuh negara maju, yang dikenal sebagai G7, tidak berpikir untuk mengubah tanggapannya segera sehubungan wabah virus Corona. Sementara itu, penyebaran kasus virus memuncak di luar China, khususnya di Eropa, Inggris dan Amerika Utara.
Dari sisi berita ekonomi juga mendapat tekanan, dimana pengeluaran rumah tangga Jepang turun 3,9% yoy pada Januari 2020, penurunan bulan keempat berturut-turut akibat krisis kesehatan global.
Indeks Nikkei ditutup anjlok 613 poin atau 2,87% ke posisi 20.661, ke posisi terburuk dalam 6 – 1/2 bulan. Demikian juga untuk indeks Nikkei kontrak bulan Maret turun 0,61% ke posisi 20.692 basis poin, indeks sempat naik ke posisi 21060 dan turun ke posisi rendah di 20612.
Melihat pergerakan sektoral Nikkei, terpantau semua sektor berada di zona merah, dengan saham sektor telekomunikasi, industri, diskresioner konsumen, energi, bahan dasar dan keuangan yang menurun antara 2 hingga 3%.
Jul Allens / Analis Senior Vibiz Research Center-Vibiz Consulting



