Serangan Misil Korea Utara Ikut Memerahkan Bursa Saham Korea Selatan

711

(Vibiznews – Indeks) – Aksi jual saham besar-besaran oleh investor asing masih terjadi pada perdagangan saham bursa Korea Selatan hari Senin (09/03/2020), sehingga menimbulkan kerugian yang sangat parah. Indeks Nikkei ditutup ke posisi terendah sejak perdagangan bulan Agustus 2019.

Anjloknya harga saham Korea Selatan dipengaruhi oleh ambruknya harga minyak mentah dunia di tengah kekhawatiran pasar akan penyebaran virus COVID-19  di seluruh dunia. Hancurnya harga minyak dunia terjadi setelah  Arab Saudi, pengekspor minyak terbesar di dunia memicu perang harga minyak dengan Rusia dengan memangkas harga jual dan berjanji untuk  meningkatkan produksi minyak menjadi lebih dari 10 juta barel per hari.

Langkah Arab Saudi itu bertujuan menghukum Rusia karena menolak keras pemotongan produksi yang diusulkan oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) di tengah penyebaran wabah koronavirus.

Indeks Harga Saham Gabungan Korea (KOSPI) merosot 85 poin  atau 4,2% menjadi 1.955, titik terendah sejak 29 Agustus tahun lalu, ketika indeks ditutup pada 1.933,41 poin. Demikian indeks Kospi200,  alami penurunan 11,15 poin atau 4,06% ke posisi 263,15, dan sempat naik ke posisi tinggi 263,65 dan terjun ke posisi rendah 262,50.

Melihat aliran dana yang keluar dari bursa Korea hari ini, investor asing dan institusional menjual saham total sebesar 1,34 triliun won. 

Saham yang memiliki kapitalisasi besar ditutup dengan cukup signifikan, seperti saham pemimpin pasar Samsung Electronics Co turun 4,1 persen, saham SK hynix, pembuat chip utama turun 6,2 persen, produsen mobil terkemuka Hyundai Motor Co turun 5,9 persen dan saham Hanjin KAL Corp, induk perusahaan dari Korean Air Lines Co. turun 10 persen.

Demikian saham perusahaan penyulingan dan petrokimia turun tajam karena jatuhnya harga minyak seperti saham pabrik penyulingan terkemuka SK Innovation Co. anjlok 8,2 persen, saham kilang nomor 3 S-Oil Corp turun 9,8 persen, dan saham Lotte Chemical Corp turun 2,6 persen.

Selain itu, Reuters melaporkan bahwa tekanan jual asing juga dipicu dari aksi militer Korea Utara meluncurkan misil    jarak pendek  ke laut, seminggu setelah negara tetangga Korsel tersebut  kembali melakukan uji coba rudal.

Jul Allens / Analis Senior Vibiz Research Center-Vibiz Consulting 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here