Bursa Amerika Bearish Pasca Aksi Pinjaman $ 1 Triliun Fed

500

(Vibiznews – Index) – Seluruh bursa saham global sedang alami pukulan yang hebat dari gejolak pasar, demikian yang dialami oleh bursa saham Amerika. Perdagangan saham di bursa Wall Street tersebut mendapat tekanan jual yang sangat besar sehingga indeks utamanya anjlok ke posisi rekor terburuk , Jumat (13/03/2020).

Indeks Dow Jones mencatat penurunan persentase satu hari terbesar sejak kejatuhan pasar saham tahun 1987, demikian indeks Nasdaq dan S&P 500 bergabung dengan indeks blue chip masuk zona merah. Dow Jones anjlok 2.352,60 poin atau 10 persen menjadi 21.200.62, Nasdaq jatuh 750,25 poin atau 9,4 persen menjadi 7.201,80 dan S&P 500 turun 260,74 poin atau 9,5 persen menjadi 2.480,64.

Kekhawatiran tentang dampak coronavirus terus membebani pasar setelah Presiden Donald Trump berusaha menenangkan pasar dengan mengumumkan larangan semua perjalanan dari Eropa ke AS selama 30 hari ke depan.

Kemudian semua kegiatan besar di Amerika Serikat di tangguhkan seperti NBA, NHL, Major League Soccer dan Major League Baseball telah menunda hari pembukaan. Selain itu, aktor pemenang Oscar Tom Hanks mengungkapkan bahwa ia dan istrinya, aktris Rita Wilson, telah dites positif terkena virus corona.

Lihat: Bank Sentral Amerika Umumkan Beri Pinjaman $ 1 Triliun Untuk Selamatkan Pasar

Saham berfluktuasi secara singkat tetapi tetap tajam lebih rendah dalam perdagangan sore setelah Federal Reserve mengumumkan langkah signifikan untuk menyediakan likuiditas ke pasar keuangan. The New York Fed akan menawarkan bank lebih dari $ 1 triliun tambahan pinjaman tunai jangka pendek sebagai bagian dari upaya untuk memperlancar operasi di pasar keuangan dan pasar uang.

Selain memompa sejumlah besar uang ke dalam sistem perbankan, The Fed mengatakan akan memperpanjang pembelian bulanan senilai $ 60 miliar sekuritas Treasury di berbagai jangka waktu. The Fed juga membatalkan rencana untuk mengurangi pembelian tersebut sebagai langkah menuju adopsi kembali pelonggaran kuantitatif. Namun usaha fed ini tidak berhasil ubah sentimen negatif investor.

Secara sektoral, sebagian besar sektor utama masuk zona merah dimana saham energi kembali menunjukkan kinerja terburuk dengan Philadelphia Oil Service Index dan NYSE Arca Oil Index anjlok masing-masing 15,2 persen dan 13,5 persen.

Demikian juga saham baja, indeks NYSE Arca Steel Index turun 12,6% yang merupakan posisi terburuk dalam empat tahun. Saham emas juga cetak kelemahan signifikan bersama saham broker, perumahan, semikonduktor, dan saham utilitas.

Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here