BI Rilis Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah; Inflasi Terkendali

708
Vibizmedia Photo

(Vibiznews – Economy) – Di tengah gejolak pasar keuangan global dan domestik hari-hari ini, mencermati kondisi perekonomian Indonesia khususnya sebagai dampak penyebaran COVID-19, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah secara periodik.

Dilansir dari rilis Departemen Komunikasi BI, Jumat ini (20/3), indikator dimaksud adalah nilai tukar dan inflasi, sebagai berikut :

Perkembangan Nilai Tukar 16-20 Maret 2020

Pada akhir hari Kamis, 19 Maret 2020 :

  1. Rupiah ditutup melemah di Rp15.900.
  2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik ke 7,95%.
  3. DXY (Indeks Dolar) menguat ke level 102,76.
  4. Yield UST Note 10 tahun naik ke level 1,140%.

Pada pagi hari Jumat, 20 Maret 2020 :

  1. Rupiah dibuka stabil di level di Rp.15.850.
  2. DXY (Indeks Dolar) menguat ke level 102,83 .

Aliran Modal Asing (Minggu ke 3 Maret 2020) :

  1. Premi CDS (Currency Default Swap) Indonesia 5 tahun naik ke 251 bps per 19 Maret 2020 dari 172 bps per 13 Maret 2020.
  2. Berdasarkan data transaksi 16-19 Maret 2020, nonresiden di pasar keuangan domestik net jual Rp28,60 triliun dengan net jual di pasar SBN sebesar Rp26,94 triliun dan di pasar saham sebesar Rp1,66 triliun.
  3. Berdasarkan data setelmen 16-19 Maret 2020, nonresiden di pasar keuangan domestik net jual Rp37,83 triliun. Selama 2020 (ytd), nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat net jual Rp105,14 triliun (termasuk data crossing saham), terutama dikontribusi dari pasar SBN (Surat Berharga Negara).

Bank Indonesia terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah sesuai dengan fundamentalnya dan bekerjanya mekanisme pasar. Untuk itu, Bank Indonesia terus meningkatkan intensitas stabilisasi di pasar DNDF (Domestic Non Deliverable Forward), pasar spot, dan pembelian SBN (Surat Berharga Negara) dari pasar sekunder.

Inflasi 2019 Terkendali dan Berada pada Sasaran Inflasi

    1. Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu III Maret 2020, inflasi Maret 2020 sampai dengan minggu ketiga diperkirakan sebesar 0,11% (mtm), lebih rendah dari bulan sebelumnya. Sehingga secara tahun kalender sebesar 0,78% (ytd), dan secara tahunan sebesar 2,98% (yoy).
    2. Penyumbang inflasi pada periode laporan antara lain berasal dari komoditas emas perhiasan (0,05%), jeruk (0,03%), telur ayam ras (0,03%), gula pasir (0,02%), bawang merah, kangkung, bayam, nasi dengan lauk dan bahan bakar rumah tangga masing-masing sebesar 0,01% mtm. Sementara itu, komoditas utama yang menyumbang deflasi yaitu cabai merah (-0,08%), cabai rawit (-0,03%), bawang putih, tomat, daging ayam ras, minyak goreng dan angkutan udara masing-masing sebesar -0,01% mtm.
    3. Sejumlah komoditas yang mengalami kenaikan harga dari minggu sebelumnya antara lain jeruk dan bawang merah. Sementara komoditas yang mengalami penurunan harga adalah cabai merah.

“Bank Indonesia juga terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan OJK untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran COVID-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu, serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan,” demikian catatan Departemen Komunikasi BI (20/3).

Analis Vibiz Research Center melihat untuk akhir hari Jumat ini (20/3) terdapat perkembangan positif di pasar yang signifikan, dengan rupiah berhasil memangkas besar pelemahannya, dari level Rp16.225/USD ke Rp15.925/USD (-0,16%). Meskipun secara mingguannya masih membukukan penurunan tajam 7,82%. Upaya stimulus Bank Indonesia yang memangkas BI 7-DRRR 25 bps ke 4,50% beserta tujuh bauran kebijakan lainnya, Kamis kemarin, telah mendorong stabilitas pasar. IHSG juga hari ini rebound kuat, dengan ditutup menguat 2,18% ke level 4.199,944 atau bertambah 89,523 poin. IHSG bangkit kuat dari tekanan tajam di sesi awalnya hingga sempat terkoreksi 4% lebih.

 

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting

Editor: Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here