Yield Obligasi Pemerintah Selasa Berlanjut Naik, Investor Memburu Cash dan Saham

1482
Vibizmedia Photo, Investing

(Vibiznews – Bonds) – Imbal hasil (yield) obligasi rupiah Pemerintah Indonesia jangka panjang 10 tahun terpantau terus menanjak sebesar 18 bps, di hari ke-12-nya, pada perdagangan Selasa siang ini (24/3) menjadi 8,428%. Pergerakan ini menunjukkan harga obligasi berlanjut terkoreksi ditinggalkan investor global karena masih banyak investor yang memilih cash dan meninggalkan sejumlah aset investasi di tengah ketidakpastian penyebaran wabah Covid-19.

Analis Vibiz Research Center melihat rebound bursa Asia hari ini menunjukkan investor menyempatkan memilih saham yang sudah terkoreksi dalam, termasuk kelompok saham blue chip. IHSG Selasa ini (24/3) juga sempat rebound kuat di sesi pagi meskipun kemudian terkoreksi lagi di sesi kedua yang sedang berjalan ini. Nampaknya perdagangan obligasi yang mengandalkan volatilitas rendah ini masih lanjut tertekan.

Menurut Investing.com per siang ini, tingkat yield obligasi pemerintah tenor 10 tahun: 8,428%; tenor 5 tahun: 7,605%; dan tenor 3 tahun: 6,679%. Rata-rata kenaikannya secara ytd adalah sekitar 2,3%.

Sebagaimana diketahui, yield menjadi acuan keuntungan investor di pasar surat utang dibanding harga karena itu sudah mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka. Kenaikan yield menunjukkan turunnya harga obligasi pemerintah karena gerak antara yield dan harga obligasi berlawanan. Harga obligasi yang turun mencerminkan risiko tinggi, maka yield akan naik. Sebaliknya, yield turun mencerminkan harga obligasi yang naik.

 

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting

Editor: Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here