BI Rilis Posisi Investasi Internasional Indonesia (PII) Triwulan IV 2019; Relatif Terjaga

459
Filianingsih Hendarta Lulus Fit and Proper Test Calon Deputi Gubernur BI
Photo: Vibizmedia

(Vibiznews – Economy) – Bank Indonesia merilis data terbaru Posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia pada triwulan IV 2019 mencatatkan kenaikan kewajiban neto, didorong oleh posisi Kewajiban Finansial Luar Negeri (KFLN) yang meningkat.

“PII Indonesia mencatat kewajiban neto sebesar 338,2 miliar dolar AS (30,2% dari PDB) pada akhir triwulan IV 2019, meningkat dibandingkan dengan posisi kewajiban neto pada akhir triwulan sebelumnya sebesar 324,1 miliar dolar AS (29,7% dari PDB). Peningkatan kewajiban neto tersebut disebabkan oleh kenaikan KFLN yang lebih besar dibandingkan dengan kenaikan Aset Finansial Luar Negeri (AFLN),” rilis Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Jumat (27/3).

“Peningkatan posisi KFLN, yang utamanya dalam bentuk investasi portofolio dan investasi langsung, merupakan cerminan kepercayaan investor yang tinggi terhadap prospek perekonomian Indonesia yang tetap baik dan imbal hasil aset keuangan domestik yang masih menarik,” tambah catatan Departemen Komunikasi BI.

Posisi KFLN Indonesia pada akhir triwulan IV 2019 meningkat 3,1% (qtq) atau sebesar 21,7 miliar dolar AS menjadi 711,6 miliar dolar AS. Peningkatan kewajiban tersebut terutama disebabkan oleh meningkatnya transaksi investasi portofolio berupa arus masuk modal asing pada pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik serta obligasi global korporasi dan Pemerintah.

Selain itu, transaksi kewajiban finansial lainnya berupa investasi langsung dan investasi lainnya turut mengalami peningkatan. Kenaikan posisi KFLN juga dipengaruhi oleh faktor revaluasi positif atas instrumen investasi berdenominasi Rupiah sejalan dengan kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan penguatan Rupiah terhadap dolar AS.

Menurut BI, posisi AFLN meningkat terutama didorong oleh transaksi aset dalam bentuk investasi langsung dan cadangan devisa. Pada akhir triwulan IV 2019 posisi AFLN naik 2,1% (qtq) atau sebesar 7,6 miliar dolar AS menjadi 373,3 miliar dolar AS. Selain karena faktor transaksi, peningkatan AFLN juga didorong oleh revaluasi positif antara lain akibat pelemahan dolar AS terhadap beberapa mata uang utama dunia lainnya dan peningkatan rerata indeks saham di sebagian besar negara-negara penempatan investasi residen. Kenaikan AFLN lebih lanjut tertahan oleh menurunnya transaksi investasi portofolio dan investasi lainnya.

Bank Indonesia menilai dalam catatannya: “Perkembangan PII Indonesia secara keseluruhan 2019 relatif terjaga dibandingkan dengan posisi akhir tahun sebelumnya.”

PII Indonesia mencatat kewajiban neto sebesar 338,2 miliar dolar AS pada 2019, meningkat dibandingkan dengan posisi kewajiban neto pada 2018 sebesar 317,3 miliar dolar AS. Adapun rasio kewajiban neto PII terhadap PDB pada akhir 2019 tercatat sebesar 30,2%, menurun dibandingkan dengan rasio pada pada akhir 2018 sebesar 30,4%.

Pada 2019, posisi KFLN meningkat sebesar 47,6 miliar dolar AS (7,2% yoy), terutama dipengaruhi oleh meningkatnya arus masuk modal berjangka panjang di tengah berlanjutnya ketidakpastian di pasar keuangan global. Sementara itu, posisi AFLN juga meningkat 26,6 miliar dolar AS (7,7% yoy) terutama didorong oleh naiknya simpanan penduduk pada perbankan di luar negeri.

Selanjutnya, Bank Indonesia memandang perkembangan PII Indonesia pada triwulan IV 2019 dan keseluruhan 2019 tetap sehat. Hal ini tercermin dari struktur kewajiban neto PII Indonesia yang masih didominasi oleh instrumen berjangka panjang. Meski demikian, Bank Indonesia akan tetap mewaspadai risiko kewajiban neto PII terhadap perekonomian Indonesia.

“Ke depan, Bank Indonesia meyakini kinerja PII Indonesia akan makin baik sejalan dengan stabilitas perekonomian yang terjaga dan pemulihan ekonomi Indonesia yang berlanjut didukung oleh konsistensi dan sinergi bauran kebijakan Bank Indonesia, kebijakan fiskal, dan reformasi struktural,” tuntas rilis Departemen Komunikasi kepada media.

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting

Editor: Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here