(Vibiznews – Economy & Business) Inflasi Indonesia pada Maret 2020 tetap rendah dan terkendali. Tercatat inflasi sebesar 0,10 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 104,72, demikian rilis dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada Rabu (01/04).
BPS juga menyatakan kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,10 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,12 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,02 persen; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,28 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,21 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,02 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,36 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,99 persen.
Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi, yaitu kelompok transportasi sebesar 0,43 persen dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,09 persen. Sementara kelompok pengeluaran yang tidak mengalami perubahan, yaitu kelompok pendidikan.
Secara tahunan inflasi IHK Maret 2020 tercatat tetap terkendali sebesar 2,96% (yoy), sedikit lebih rendah dibandingkan dengan inflasi bulan lalu sebesar 2,98% (yoy). Bank Indonesia menyatakan akan terus konsisten menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, untuk mengendalikan inflasi tetap rendah dan stabil dalam sasarannya sebesar 3,0%±1% pada 2020.
Bank Indonesia juga mentakan inflasi inti secara umum tetap terkendali, meskipun secara bulanan meningkat. Inflasi inti tercatat 0,29% (mtm), meningkat dari inflasi bulan Februari 2020 sebesar 0,14% (mtm). Peningkatan inflasi inti ini terutama disumbang oleh kenaikan harga emas perhiasan sejalan dengan kenaikan harga emas dunia. Secara tahunan, inflasi inti tercatat 2,87% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi Februari 2020 sebesar 2,76% (yoy). Inflasi inti yang tetap terkendali tidak terlepas dari konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi inflasi tetap terjaga.
Inflasi kelompok volatile food mengalami deflasi dipengaruhi koreksi beberapa harga pangan. Koreksi harga terjadi pada beberapa komoditas seperti aneka cabai, ikan segar, bawang putih, dan minyak goreng. Perkembangan ini menyebabkan kelompok volatile food mencatat deflasi 0,38% (mtm), berubah dibandingkan dengan inflasi bulan Februari 2020 yang mencatat inflasi sebesar 1,27% (mtm). Secara tahunan, inflasi kelompok volatile food pada bulan Maret 2020 tercatat 6,48% (yoy), lebih rendah dari inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 6,68% (yoy).
Kelompok administered prices kembali mencatat deflasi sebesar 0,19% (mtm). Deflasi yang terjadi pada Maret 2020 ini lebih dalam dari deflasi bulan sebelumnya sebesar 0,11% (mtm). Perkembangan ini terutama didorong oleh berlanjutnya koreksi tarif angkutan udara. Sementara itu, inflasi aneka rokok meningkat sebagai dampak dari kenaikan cukai tembakau yang masih tertransmisikan secara bertahap hingga bulan Maret 2020. Secara tahunan, kelompok administered prices mencatat inflasi sebesar 0,16% (yoy), lebih rendah dari realisasi inflasi bulan Februari 2020 sebesar 0,54% (yoy).
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting