(Vibiznews – Business) – Anda melakukan wfh (work from home)? Anda pengguna Zoom untuk melakukan pertemuan online atau konferensi video? Founder dari Zoom dilaporkan naik kekayaannya secara drastis dalam dua bulan terakhir menurut satu riset, Hurun Report.
Sementara sebagian besar miliarder dunia harus melihat kekayaan mereka menyusut secara drastis di tengah guncangan pasar saham oleh pandemi Covid-19 dan langkah-langkah pengontrolan ketat dari banyak pemerintah, kekayaan segelintir orang malah meningkat secara signifikan.
Menurut riset dari Hurun Report yang menghitung dampak pandemi pada kekayaan para miliarder, Eric Yuan, pendiri dan chief executive Zoom asal AS, perusahaan software konferensi video, melihat kekayaan bersihnya meroket sebesar US$ 3,5 miliar – atau naik 77% – hingga US$ 8 miliar (sekitar Rp132 Triliun). Ini merupakan kenaikan kekayaan miliarder dunia yang tercepat dalam dua bulan terakhir, demikian dilansir dari South China Morning Post, Senin (6/4).
Zoom telah hadir di mana-mana ketika para eksekutif perusahaan di seluruh dunia berupaya tetap berhubungan saat bekerja dari rumah.
Di tempat lain, Alex Xu, pendiri produsen ventilator yang berbasis di Shenzhen Mindray Bio-Medical Electronics, melihat kekayaan bersihnya naik 26% menjadi US$ 13,5 miliar (Rp222,8 T). Mindray membuat berbagai ventilator, yang dibutuhkan untuk melawan dampak Covid-19.
“Dua bulan terakhir telah menghapus semua kekayaan para miliarder yang dihasilkan dalam dua setengah tahun terakhir, dengan Top 100 Dunia turun 12,6%, atau US$ 408 miliar (Rp6.730 T), atau setara dengan masing-masing individu di Hurun Top 100 kehilangan US$ 75 juta (Rp 1,2 T) per hari,” kata Rupert Hoogewerf, chairman and chief researcher Hurun Report.
Hanya 9% dari Hurun Global Top 100 yang dilaporkan mengalami peningkatan kekayaan mereka selama dua bulan terakhir, dan 5% lagi tidak berubah.
Sementara itu, Jeff Bezos dari Amazon tercatat tetap menjadi orang terkaya di dunia dengan kekayaan bersih US$ 131 miliar (Rp2.160 T), meskipun kehilangan US$ 9 miliar dalam periode dua bulan hingga 31 Maret.
Analis Vibiz Research Center melihat di tengah tren penurunan harga saham sedunia, serta kemungkinan pelambatan bahkan kontraksi pertumbuhan ekonomi dunia, yang disertai dengan penurunan aktivitas bisnis, ada saja bisnis yang justru melawan siklus. Hal itu terjadi karena produk atau jasa dari bisnis tersebut sedang dibutuhkan di tengah tren yang ada sekarang. Contohnya, Zoom ini. Ketika hampir semua eksekutif dan karyawan kantor melakukan work from home, aplikasi ini malah sedang meraih popularitasnya –dan pertambahan kekayaan bagi pendiri dan pemiliknya.
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting
Editor: Asido