IMF Proyeksikan Ekonomi Dunia Terburuk sejak Great Depression; Indonesia Perkecualian?

1071

(Vibiznews – Economy) – Managing Director International Monetary Fund (IMF) memperingatkan bahwa sebagian besar negara anggota organisasi itu, dengan total 189 negara, akan mengalami penurunan standar hidup tahun ini sebagai akibat dari krisis ekonomi global yang terburuk sejak tahun 1930-an.

Kristalina Georgieva mengatakan dengan serangan pandemi Covid-19 yang tiba-tiba ini maka proyeksi baru IMF untuk ekonomi dunia akan menjadi suram saat dirilis minggu depan – dan bahkan ada risiko dampaknya bisa lebih buruk dari yang diperkirakan saat ini. Dia mengatakan lebih dari 170 negara akan mengalami penurunan standar hidup pada tahun 2020, demikian dilansir dari The Guardian (9/4).

“Hari ini kita dihadapkan dengan krisis yang tidak pernah ada sebelumnya,” kata Georgieva dalam pidato yang disiapkan untuk pertemuan musim semi IMF minggu depan, yang diadakan secara virtual akibat dari pandemi.

Baru tiga bulan lalu, IMF memperkirakan bahwa ekonomi global akan tumbuh sebesar 3,3% tahun ini, tetapi Georgieva mengatakan: “Covid-19 telah mengganggu tatanan sosial dan ekonomi kita dengan kecepatan kilat dan pada skala yang belum pernah terlihat dalam catatan kehidupan kita. Virus ini menyebabkan kematian yang tragis, dan lockdown diperlukan untuk melawannya dan telah mempengaruhi miliaran orang.”

Direktur pelaksana IMF ini mengatakan masih ada “ketidakpastian luar biasa” tentang kedalaman dan lamanya krisis yang dimulai dari kota Wuhan di Cina pada Januari ini. Dia menambahkan bahwa sudah jelas bahwa pertumbuhan global akan berubah ke negatif tajam pada tahun 2020. “Faktanya, kami mengantisipasi kejatuhan ekonomi terburuk sejak masa “Great Depression”.

“Hanya tiga bulan yang lalu, kami mengharapkan pertumbuhan pendapatan per kapita positif di lebih dari 160 negara anggota kami pada tahun 2020. Hari ini, angka itu telah berubah: kami sekarang memproyeksikan bahwa lebih dari 170 negara akan mengalami pertumbuhan pendapatan per kapita yang negatif tahun ini.”

Dia menambahkan, bagaimanapun, pandemi itu kemungkinan akan menghantam paling keras pada negara-negara yang rentan (vulnerable). Ditambahkannya lagi bahwa lebih dari 90 negara saat ini telah minta bantuan dari IMF dalam beberapa pekan terakhir setelah turunnya permintaan, naiknya biaya pinjaman, dan penurunan harga komoditas.

Pelarian modal (capital flight) dari perekonomian negara berkembang – yang dipandang berisiko oleh investor selama periode krisis – telah mencapai sekitar $ 100 miliar (sekitar Rp1600 triliun) dalam dua bulan terakhir ini – jumlah yang lebih dari tiga kali arus dana keluar yang terjadi selama krisis keuangan tahun 2008.

Analis Vibiz Research Center melihat IMF sedang memberikan signal suram terhadap prospek pertumbuhan ekonomi hampir semua Negara untuk tahun 2020 ini, yang berdampak kepada penurunan standar hidup. Searah dengan itu, belum lama ini juga lembaga Economist Intelligence Unit (EIU) menyatakan bahwa akibat Covid-19 maka hampir seluruh negara dalam G20 akan masuk ke jurang resesi. Negara perkecualiannya hanyalah: Indonesia, China, dan India. Kita upayakan bersama, sesuramnya prospek ekonomi global tahun ini, Indonesia bisa termasuk satu titik terangnya.

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting

Editor: Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here