Yield Obligasi Pemerintah 10 Tahun Senin Terkoreksi Naik, Tenor 3 dan 5 Tahun Menurun

1787
Pemerintah Akan Lelang SUN Besok (2/12/2025) Target Indikatif Rp 23 Triliun
Vibizmedia Picture

(Vibiznews – Bonds) – Imbal hasil (yield) obligasi rupiah Pemerintah Indonesia jangka panjang 10 tahun terpantau menanjak terbatas 0,7 bps, pada perdagangan awal pekan Senin pagi ini (20/4) menjadi 7,998%. Pergerakan ini menunjukkan harga obligasi terkoreksi setelah seminggu lalu dalam tren penguatan dengan banyaknya dana asing dari investor global yang masuk ke pasar SBN.

Bank Indonesia pada akhir minggu lalu menyebutkan bahwa dalam 1 minggu terakhir khususnya pada periode 14-16 April 2020, terjadi aliran masuk modal asing (inflow) masing-masing sebesar Rp0,7 triliun (14/4), Rp0,2 triliun (15/4), Rp2 triliun (16/4), inflow sebagian sebesar ke SBN.

Analis Vibiz Research Center melihat IHSG hari ini kembali rebound dengan menguat terbatas 0,46% atau 21,349 poin ke level 4.656,799, sedangkan bursa saham kawasan Asia umumnya bias melemah setelah China memangkas suku bunga prime rate-nya.

Menurut Investing.com per pagi ini, tingkat yield obligasi pemerintah tenor 10 tahun: 7,998%; tenor 5 tahun turun ke 7,347%; dan tenor 3 tahun turun ke 6,814%. Menunjukkan kenaikan harga SBN masih terjadi di tenor 3 dan 5 tahun.

Sebagaimana diketahui, yield menjadi acuan keuntungan investor di pasar surat utang dibanding harga karena itu sudah mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka. Kenaikan yield menunjukkan turunnya harga obligasi pemerintah karena gerak antara yield dan harga obligasi berlawanan. Harga obligasi yang turun mencerminkan risiko tinggi, maka yield akan naik. Sebaliknya, yield turun mencerminkan harga obligasi yang naik.

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting

Editor: Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here