Gambaran Pasar Properti Global Paska Pandemi, Sejumlah Peluang Baru

933

(Vibiznews – Property) – Penutupan besar-besaran ekonomi secara global karena pandemi virus corona hari-hari ini pastinya memiliki efek besar pada pasar properti di seluruh dunia. Para pelaku dan pengamat properti global banyak berpandangan bahwa situasi yang kita lihat sekarang dan dampaknya nanti –paska pandemi- tidak sama dengan apa yang telah terlihat pada masa goncangan pasar properti global di tahun 2008-2009. Saat itu, sejumlah negara di dunia — Spanyol, Irlandia, dan Kosta Rika, misalnya — melihat harga properti turun sampai 70% dan lebih. Runtuhnya harga secara massal waktu itu terjadi karena penggelembungan harga dan pembiayaan yang berlebihan (over-lending). Sementara itu, lokasi pasar dengan sedikit keterkaitan pada pusat bisnis dilaporkan hanya terkoreksi terbatas serta mengalami pemulihan yang cepat.

Seperti apa gambaran pasar properti global bila pandemi ini mereda atau berlalu? Adakah peluang-peluang baru yang mungkin tercipta? Kontributor pada media dunia Forbes, Kathleen Peddicord, menuliskan rangkumannya sebagaimana dilansir dari Forbes (7/5). Berikut, lanjutan pandangannya, dengan penyesuaian editing.

Apa yang akan terjadi pasca pandemi?

Pasar yang bertahan akan akan relatif booming

Setiap pasar properti di seluruh dunia akan terpengaruh oleh krisis pandemi, tetapi tidak semuanya akan negatif. Pasar-pasar yang bertahan (survivalist), yaitu untuk lokasi properti yang ‘aman’ di mana orang bisa hidup dengan nyaman di luar jaringan dan secara mandiri, akan cenderung lebih dicari daripada sebelumnya, dan karenanya akan lebih cepat pulih. Kathleen Peddicord menyebutkan satu lokasi di Amerika Tengah, di Cayo, Belize, sebagai contoh teratasnya.

Pasar yang sudah terkenal akan pulih dengan cepat

Secara jangka panjang, lokasi pasar kelas dunia (world’s brand-name) akan menjadi yang hanya sedikit terpengaruh. Dalam jangka panjang, misalnya, properti sewaan Paris akan selalu diburu oleh penyewa, meskipun pasar papan atas ini pun akan sempat terpukul secara jangka pendeknya.

Sebelum dikarantina, harga properti di Paris sedang melonjak, sebagian besar karena Brexit yang mendorong banyak profesional industri keuangan berpindah dari Kota London. Beberapa listing real estate memang telah ditarik selama lockdown yang diperpanjang. Namun ketika Paris nanti dibuka kembali, diperkirakan akan ada lonjakan listing residensial yang baru. Menunjukkan pelemahan pasar yang bersifat jangka pendek saja.

Pasar Eropa lain yang telah booming pada pra-pandemi adalah Lisbon. Di sini permintaan menanjak didorong oleh pembelian dari investor China untuk memenuhi syarat dalam program Golden Visa Portugal, sampai banyak investor menganggap properti Lisbon mahal. Seperti di Paris, Efek COVID-19 ini seharusnya memberi kesempatan baru bagi investor untuk membeli dengan harga yang lebih baik ketika situasi pasar bergerak lagi. Namun, kesempatannya mungkin tidak lama.

Contoh terbaik lainnya untuk kota yang punya daya tahan brand di benua Amerika adalah Panama City. Kota ini merupakan markas regional untuk ratusan perusahaan multinasional, sekaligus pusat bisnis dan keuangan dari beragam pembeli dan penyewa dari seluruh dunia. Selain itu, ekonomi Panama banyak ditopang oleh Terusan Panama, yang menyumbang sekitar 40% dari PDB Panama. Jika ada investor berpikir untuk investasi jangka pendek, lokasi ini ideal sebagai awalnya.

Pasar properti liburan akan terpukul

Yang mungkin terpukul keras adalah pasar properti dengan status ‘rumah kedua’ atau ‘rumah liburan’. Secara jangka waktu dekat pastinya cukup terpukul. Dengan kunjungan wisatawan yang nyaris 0 akan menghantam pendapatan sewa dan menyebabkan depresiasi nilai hingga 50%. Namun demikian, untuk lokasi yang sudah mapan akan ada pemulihan sebelum lebih jauh terjatuhnya, relatif cepat dibandingkan lokasi yang kurang dibangun.

Kota-kota dengan kepadatan tinggi, juga akan mengalami pukulan khususnya di pasar sewa mereka, karena permintaan yang datang dari berbagai penjuru — untuk perumahan, wisata, dan komersial — akan berkurang. Contohnya, Rio de Janeiro.

Properti wisata liburan dan rumah kedua secara umum akan pulih perlahan. Permintaan akan meningkat saat perjalanan udara dibuka kembali. Tetapi mungkin buth 5 hingga 10 tahun untuk pemulihan yang signifikan. Di sisi lain, karena pasar lokasi ini akan terpukul, bagi investor itu bisa menjadi lokasi belanja di tengah krisis. Namun ini akan bersifat investasi jangka panjang, mungkin juga dengan pertimbangan karena senang lokasinya.

Kota dengan kepadatan rendah akan makin diminati

Kota-kota yang layak huni di dunia dengan populasi sedang hingga sedikit diperkirakan akan pulih dengan cepat, dan mungkin akan melihat booming ketika orang mencari opsi baru untuk lokasi tinggal lain yang menawarkan kualitas hidup yang baik, terjangkau dan relatif aman dari kemungkinan pandemi baru. Kemungkinannya untuk waktu yang lama orang akan berpikir bakal adanya krisis COVID-19 yang lain, dan kota-kota kecil atau daerah pedesaan yang menawarkan kehidupan yang menarik namun aman untuk physical distancing berpeluang mendapat peningkatan permintaan. Kathleen Peddicord menyebutkan beberapa lokasi di Amerika, seperti di Medellin, Colombia, and Cuenca, Ecuador sebagai contoh-contohnya, demikian dikutip dari Forbes (7/5).

Analis Vibiz Research Center melihat korelasi yang bisa ditarik dari pandangan di atas ini untuk diaplikasikan bagi pasar properti dalam negeri kita, khususnya untuk pasar hunian di masa paska pandemi. Perilaku konsumen akan berubah karena tekanan pandemi ini. Konsumen akan lebih berhati-hati dalam memilih unit properti, khususnya hunian. Lokasi-lokasi yang relatif aman pada saat wabah virus melanda, akan lebih diminati. Walaupun demikian, kota-kota pusat bisnis tetap tidak akan meredup daya tariknya setelah wabah berlalu. Namun mungkin juga kota-kota dengan kepadatan yang lebih rendah, tetapi berkualitas dan aman untuk distancing, akan mengalami kenaikan permintaan dan harga properti yang lebih tinggi. Artinya, bisa terjadi pergeseran permintaan properti yang lebih tersebar, yang tidak melulu hanya berpusat di kota-kota metropolitan kita.

 

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting

Editor: Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here