(Vibiznews – Indeks) – Telah terjadi aksi profit taking pada perdagangan bursa saham Jepang hari Selasa (12/05/2020) setelah perdagangan sebelumnya harga saham naik ke posisi tertinggi dalam 2 bulan. Indeks Nikkei yang awal sesi dibuka lebih tinggi, kemudian retreat hingga akhir sesi dengan volume yang tipis.
Sentimen yang memicu terjadinya profit taking selain posisi penguatan mata uang yen Jepang juga dipengaruhi oleh kekhawatiran potensi baru penyebaran kasus covid-19 di China dan juga Korea Selatan.
Tekanan jual saham juga dipengaruhi oleh berita ekonomi lokal, dimana data indeks indikator ekonomi utama Jepang turun menjadi 90,5 pada Maret 2020 dari revisi ke bawah 95,4 sebulan sebelumnya. Ini adalah posisi terlemah sejak Juni 2011, yang mencerminkan penutupan bisnis dan gangguan rantai pasokan pasca pandemi coronavirus.
Indeks Nikkei ditutup turun 24 poin atau 0,12% menjadi 20366,48 , yang merupakan posisi tertinggi sejak perdagangan 9 Maret 2020. Untuk indeks Topix naik 0,26 persen atau 3,90 poin menjadi 1.476,72. Demikian indeks Nikkei berjangka bulan Juni 2020 bergerak negatif dengan turun 155 poin atau 0,75% ke posisi 20.375.
Tekanan jual saham di Nikkei banyak dipicu oleh anjloknya saham eksportir utama cukup signifikan oleh karena posisi penguatan yen terhadap dolar AS. Sebagai informasi sepanjang sesi Asia posisi yen menguat terhadap dolar AS, sehingga merugikan saham-saham eksportir utama seperti saham Toyota, Sony, Honda dan juga Mitsubishi yang anjlok 2 sampai 4 persen.
Jul Allens / Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting