(Vibiznews – Index) – Pada perdagangan saham yang berakhir Rabu (13/05/2020) di bursa Amerika terjadi tekanan jual saham yang cukup signfikan, dengan semua indeks utama masuk zona merah dan anjlok 2 persen lebih. Indeks Nasdaq yang berada di posisi rekor sebelumnya, harus terkoreksi.
Indeks utama berakhir ke posisi terendah sejak perdagangan pekan lalu dengan Indeks Dow Jones merosot 457,21 poin atau 1,9 persen menjadi 23.764,78, indeks Nasdaq jatuh 189,79 poin atau 2,1 persen menjadi 9.002,55 dan indeks S&P 500 jatuh 60,20 poin atau 2,1 persen menjadi 2.870,12.
Turunnya harga saham di Wall Street terjadi oleh pesimisme pasar akan dibukanya kembali kegiatan ekonomi lebih cepat di AS dan juga negara besar lainnya. Sentimen diperberat setelah Senator Lindsey Graham memperkenalkan undang-undang yang mengharuskan China untuk bekerja sama dengan investigasi Covid atau menghadapi sanksi.
Sementara itu, Dr. Fauci sebagai anggota Gugus tugas covid-19 amerika Serikat memberikan kesaksian di depan Kongres yang memperingatkan akan pembukaan kembali ekonomi yang cepat akan kembali ke kelas terinfeksi dengan cepat. Mantan Komisaris FDA Scott Gottlieb memperkirakan kasus meningkat karena lebih banyak negara yang dibuka kembali. Sementara itu WHO memperingatkan bahwa negara-negara yang mengurangi pembatasan akan terjadi peningkatan jumlah kasus.
Dari sisi berita ekonomi saham Wall Street juga tertekan, Departemen Tenaga Kerja merilis laporan yang menunjukkan harga konsumen atau inflasi turun sejalan dengan perkiraan ekonom di bulan April.
Melihat pergerakan secara sektoral, saham real estat komersial menunjukkan pergerakan substansial ke sisi bawah hingga menyeret Indeks Real Estat Dow Jones turun 4,6 persen ke level penutupan terendah dalam sebulan.
Kelemahan signifikan juga terlihat di antara saham keuangan, dengan Indeks KBW Bank dan NYSE Arca Broker / Dealer Index anjlok masing-masing sebesar 3,9 persen dan 3,4 persen. Saham BlackRock memimpin sektor keuangan lebih rendah setelah PNC Financial mengumumkan rencana untuk menjual seluruh 22 persen sahamnya di manajer aset terbesar di dunia.
Saham perumahan juga bergerak turun tajam selama sesi, seperti tercermin oleh penurunan 3,4 persen oleh Indeks Sektor Perumahan Philadelphia. Demikian saham Transportasi, perangkat lunak, dan baja juga mencetak kelemahan yang cukup besar.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting