(Vibiznews – Indeks) – Mengakhiri perdagangan saham pekan ini, indeks bursa Jepang retreat dari posisi bullish 4 hari berturut dengan posisi masih berada di posisi tertinggi dari 14 pekan. Indeks Nikkei akhir sesi hari Jumat (29/05/2020) ditutup lebih rendah setelah awal sesi sempat bergerak lebih tinggi dari perdagangan sebelumnya.
Tekanan jual saham Nikkei terjadi oleh respon kehati-hatian investor menunggu pengumuman Presiden Donald Trump menanggapi undang-undang keamanan baru China untuk Hong Kong hari ini. Selain itu juga tertekan oleh beberapa rilis data ekonomi yang kurang optimis seperti tingkat pengangguran Jepang naik tipis menjadi 2,6 persen pada April 2020 dibandingkan dengan 2,5 persen pada bulan sebelumnya.
Kemudian data Produksi industri di Jepang menurun sebesar 9,1 persen bulan sebelumnya. -bulan April 2020, penurunan paling tajam dalam output industri sejak Maret 2011. Secara tahunan, output industri anjlok 14,4 persen pada April, bulan ketujuh penurunan berturut-turut. Terakhir data perdagangan ritel Jepang jatuh 13,7 persen dari tahun sebelumnya pada April 2020 setelah penurunan 4,7 pada bulan sebelumnya, jatuh untuk keenam kalinya dalam tujuh bulan.
Indeks Nikkei ditutup turun 38,42 poin atau 0,18% menjadi 21877,89, namun secara mingguan Nikkei cetak bullish lanjutan dengan kenaikan 7,31%. Untuk indeks Topix turun 0,87% menjadi ditutup pada 1.563,67. Demikian indeks Nikkei berjangka bulan Juni 2020 kini sedang bergerak negatif juga dengan turun 130 poin atau 0,59% ke posisi 21.830.
Retreat saham juga mendapat tekanan dari posisi penguatan yen Jepang terhadap dolar AS yang menekan saham-saham eksportir utama seperti saham pembuat robot Fanuc turun 2,76%, saham Toyota turun 2,25% dan saham Honda Motor turun 3,19%. Yen terpantau menguat 0,50% terhadap dolar AS.
Jul Allens / Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting
