Yield Obligasi Pemerintah Jumat Turun, Harga Obligasi Tren Naik 3 Minggu Terakhir

1095
MNC Kapital Terbitkan Obligasi Senilai Rp 390 Miliar
Vibizmedia Picture

(Vibiznews – Bonds) – Imbal hasil (yield) obligasi rupiah Pemerintah Indonesia jangka panjang 10 tahun terpantau turun 33 bps, pada perdagangan Jumat sore ini (29/5) menjadi 7,324%. Pergerakan ini menunjukkan harga obligasi Pemerintah cenderung menguat di minggu ini, di tengah pasar yang khawatir naiknya tensi antara AS-China terkait UU baru atas Hong Kong serta skenario menuju new normal.

Di pasar global, obligasi pemerintah A.S. menanjak menjelang konferensi pers Presiden Trump terkait China, diperkirakan sebagian pasar dapat memperburuk hubungan antara dua ekonomi terbesar dunia. Sebagian investor kemudian memburu asset yang lebih aman seperti obligasi pemerintah.

Analis Vibiz Research Center melihat untuk IHSG hari Jumat di akhir sesi ini, terpantau menguat signifikan 0,79% atau 37,427 poin ke level 4.753,612, sedangkan bursa saham kawasan Asia umumnya variatif di tengah investor menantikan reaksi Amerika atas persetujuan China terhadap UU keamanan nasional bagi Hong Kong. Sedangkan, rupiah sore ini menguat signifikan 0,71% atau 105 poin ke level Rp 14.610.

Menurut data per petang ini, tingkat yield obligasi pemerintah tenor 10 tahun turun 33,4 bp ke level 7,342%; tenor 5 tahun turun 27,4 bp ke level 6,857%. Menunjukkan harga SBN cenderung menguat sejak tanggal 8/5 lalu, atau dalam 3 minggu terakhir.

Sebagaimana diketahui, yield menjadi acuan keuntungan investor di pasar surat utang dibanding harga karena itu sudah mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka. Kenaikan yield menunjukkan turunnya harga obligasi pemerintah karena gerak antara yield dan harga obligasi berlawanan. Harga obligasi yang turun mencerminkan risiko tinggi, maka yield akan naik. Sebaliknya, yield turun mencerminkan harga obligasi yang naik.

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting

Editor: Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here