(Vibiznews – Forex) – Menanti hasil pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Federal Reserve esok pagi WIB, dolar AS alami tekanan jual masuki hari ketiga berturut secara indeks dan juga terhadap semua rival utamanya. Posisi bearish dolar AS ini menjadi pijakan kuat bagi poundsterling menembus posisi tertinggi baru dalam 3 bulan untuk pair GBPUSD.
Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap mata uang utama lainnya, terpantau bergerak bearish ke posisi 96,19 atau sedang melemah 0,20 persen dari penutupan sebelumnya setelah dibuka pada posisi 96.38 dan sempat naik ke posisi 96.45 dan turun ke posisi terendah di 96.06 yang merupakan posisi terendah sejak 12 Maret.
Pelemahan dolar AS juga tertekan adanya spekulasi bahwa bank sentral Amerika tersebut akan mengontrol kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah. Karenanya posisi imbal hasil obligasi pemerintah AS terus menurun hingga masuki sesi Eropa. Pasar sedang berhati-hati terkait pandangan Fed terkait kondisi ekonomi global saat ini.
Pergerakan dolar AS yang lemah ini membuat semua rival utamanya bergerak bullish, terpantau poundsterling menguat 0,27% ke posisi 1.2747 dalam pair GBPUSD setelah sempat tadi menembus posisi 1.2785 yang merupakan tertinggi 3 bulan. Demikian dengan yen Jepang menguat dalam 3 pekan pada posisi 107.32 untuk pair USDJPY.
Demikian kurs euro menguat ke posisi 1.1360 atau melemah 0,30% terhadap dolar AS dalam pair EURUSD. Posisi dolar Aussie bangkit lagi dari posisi retreat puncak baru tertinggi sepanjang tahun, kini sedang naik sekitar 0,63% ke posisi 0.6993.
Untuk pergerakan indeks dolar selanjutnya secara teknikal, menurut analyst Vibiz Research Center indeks dolar diperkirakan akan meluncur kembali ke posisi 96.00 – 95.30. Namun jika terjadi pergerakan sebaliknya berusaha mendaki ke posisi 96.50 – 97.00.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group