(Vibiznews – Forex) – Perdagangan forex akhir pekan hari Jumat (12/06/2020) posisi dolar AS sempat bergerak kuat sebagai safe haven terhadap banyak rival utamanya dan secara indeks yang naik ke posisi tertinggi 3 hari. Namun masuki perdagangan sesi Eropa, indeks dolar kembali bergerak bearish.
Pelemahan dolar AS terhadap banyak rival utamanya sebagai aset safe haven terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa meningkatnya kembali kasus baru infeksi virus corona dapat menghambat laju pemulihan ekonomi yang sudah dibuka kembali dari lockdown.
Tekanan terhadap dolar AS bertambah di sesi Eropa sebagai respon laporan meningkatnya penambahan kasus baru coronavirus di Amerika Serikat, dimana sekitar 12 negara bagian laporkan peningkatan kasus yang signifikan dan tertinggi secara harian.
Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap mata uang utama lainnya, terpantau bergerak lemah ke posisi 96,66 atau sedang turun 0,07 persen dari penutupan sebelumnya setelah dibuka pada posisi 96.77 dan sempat turun ke posisi terendah di 96.49 dan posisi tertinggi di 96.94.
Bearishnya posisi dolar AS membuat pergerakan rivalnya berbalik arah menjadi kuat kembali. Terpantau poundsterling Inggris menguat menjadi $ 1,2628 atau menguat 0,40% dalam pair GBPUSD. Demikian dengan aussie dalam pair AUDUSD sedang menguat 0,80% ke posisi 0.6898.
Kurs euro diperdagangkan sedikit lebih tinggi pada $ 1,1330, tidak jauh dari posisi tertinggi tiga bulan di $ 1,1400 yang dicapai awal minggu ini. Komisi Eropa merekomendasikan pencabutan pembatasan perjalanan parsial dan bertahap ke UE setelah 30 Juni berdasarkan pendekatan umum yang terkoordinasi; dan mengatakan bahwa negara-negara harus menyepakati daftar umum negara-negara non-UE yang pembatasan perjalanannya dapat dicabut pada 1 Juli, untuk ditinjau secara berkala.
Namun pergerakan sebaliknya terjadi pada kurs yen Jepang terhadap dolar AS pada pair USDJPY, dimana pair bergerak bullish dengan penguatan 0,84% ke posisi 107.46. Yen mendapat pukulan fundamental yang lemah setelah Jepang melaporkan produksi industri mereka anjlok ke posisi terendah sejak Maret 2011.
Untuk pergerakan indeks dolar selanjutnya secara teknikal, menurut analyst Vibiz Research Center indeks dolar diperkirakan akan meluncur ke posisi 96.40 – 95.90. Namun jika terjadi pergerakan sebaliknya akan mendaki ke posisi 97.00 – 97.30.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group