(Vibiznews – Forex) – Pada perdagangan forex sesi Eropa hari Selasa (16/06/2020) posisi dolar AS kembali terdepresiasi karena meningkatnya selera perdagangan aset risiko setelah Federal Reserve meluncurkan program membeli obligasi korporasi dan pemerintah Trump sedang mempersiapkan proposal infrastruktur senilai $ 1 triliun.
Terpantau dolar AS sedang melemah secara indeks dan juga terhadap beberapa rival utamanya. Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap mata uang utama lainnya, terpantau bergerak lemah ke posisi 96,60 atau sedang turun 0,13 persen dari penutupan sebelumnya setelah dibuka pada posisi 96.62 dan sempat turun ke posisi terendah di 96.38 dan posisi tertinggi di 96.55.
Pound Inggris diperdagangkan naik sekitar kisaran atas 1,26 dalam pair GBPUSD, lanjut rally setelah Inggris dan Uni Eropa sepakat untuk mempercepat pembicaraan tentang hubungan masa depan mereka. Kedua belah pihak mendukung rencana untuk mengintensifkan negosiasi pada bulan Juli yang bertujuan untuk mencapai kesepakatan sebelum akhir tahun 2020.
Kurs euro terpantau sempat bergerak kuat ke atas kisaran 1.135 pada sesi Asia dan kemudian turun kembali pada kisaran 1,132 yang masih sedikit menguat dari perdagangan sebelumnya dalam pair EURUSD. Investor sedang menunggu pertemuan Dewan Eropa akhir pekan ini di mana para pemimpin Uni Eropa akan membahas dana pemulihan bersama dan dana baru Anggaran jangka panjang UE.
Demikian pada kurs yen Jepang terhadap dolar AS pada pair USDJPY yang bergerak fluktuatif sejak awal sesi Asia, pair sedang bergerak lemah ke posisi 107.38 atau melemah 0,10%. Yen mendapat kekuatan dari kebijakan stimulus BOJ yang akan menyuntikkan sekitar JPY 110 triliun ke dalam perekonomian melalui operasi pasar dan fasilitas pinjaman.
Untuk pergerakan indeks dolar selanjutnya secara teknikal, menurut analyst Vibiz Research Center indeks dolar diperkirakan akan meluncur ke posisi 96.20 – 95.90. Namun jika terjadi pergerakan sebaliknya akan mendaki ke posisi 96.80 – 97.30.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group