(Vibiznews – Economy & Business) Bank of England pada hari Kamis (18/06) menambahkan £ 100 miliar untuk program pelonggaran kuantitatif dalam upaya untuk menopang perekonomian Inggris di tengah dampak akibat krisis coronavirus.
Pembelian obligasi tambahan akan mengambil nilai total Fasilitas Pembelian Aset (APF) bank sentral menjadi £ 745 miliar.
BOE menolak membawa suku bunga ke wilayah negatif, sebuah keputusan yang diawasi ketat oleh investor, dan memilih untuk mempertahankan suku bunga pinjaman tetap pada 0,1%. Tingkat telah berkurang dua kali lipat dari 0,75% sejak awal pandemi coronavirus.
Sterling naik tipis sekitar 0,1% lebih rendah terhadap dolar AS tak lama setelah keputusan diumumkan, yang sejalan dengan ekspektasi analis. Imbal hasil emas 10-tahun di AS turun sebentar ke level terendah satu bulan di 0,16% tetapi pulih untuk melayang di atas 0,215%.
Indeks FTSE 100 sedikit mempercepat kerugian hari itu dan turun 0,7% setelah pengumuman.
Reaksi pasar mengindikasikan bahwa investor kemungkinan mengharapkan dorongan yang lebih besar dari bank sentral, mengingat bahwa Federal Reserve AS dan Bank Sentral Eropa telah berjanji untuk melakukan “apa pun yang diperlukan” untuk menjaga ekonomi masing-masing negara meningkat.
Keputusan kebijakan moneter terbaru BOE muncul ketika ekonomi Inggris berusaha untuk pulih dari kontraksi 25% yang belum pernah terjadi sebelumnya di seluruh bulan Maret dan April karena penguncian yang dipaksakan oleh pandemi yang menekan aktivitas ekonomi.
Sementara data ekonomi telah mengindikasikan bahwa dampak terburuk mungkin sudah berakhir, Bank of England juga harus mempertimbangkan kelonggaran skema cuti pemerintah Inggris, yang mensubsidi 80% dari upah untuk pekerja yang dicutikan sebagai hasil dari pandemi.
Ekonom secara luas mengharapkan bank sentral untuk memperluas program pembelian obligasi.
Analis memperkirakan bahwa tambahan £ 100 miliar akan memungkinkan BOE untuk melanjutkan pembelian hingga awal September, yang berarti MPC harus menambah lagi pada bulan Agustus.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting
