Properti Residensial Sedunia Diyakini Prospektif Paska Pelonggaran; Survei Terkini

648
Source: Bloomberg

(Vibiznews – Property) – Para pemerhati properti di berbagai belahan dunia umumnya meyakini prospek pasar properti residensial, meskipun saat ini sedang dalam tantangan akibat pandemi virus corona, demikian menurut survei sentimen yang dilakukan oleh agen properti global Savills.

Dilansir dari media properti Mansion Global baru-baru ini (16/6), dengan melonggarnya kebijakan lockdown di sejumlah negeri dan pasar, maka listing, tampilan, dan penjualan terpantau bangkit kembali, dengan sentimen umum pada seluruh responden yang disurvei adalah segala sesuatunya tampak positif meskipun pasar belum sepenuhnya pulih, dan mungkin akan muncul konflik harga, demikian hasil rilis survei (16/6).

Survei dilakukan pada periode antara 27 Mei – 2 Juni, dan dengan sejumlah respon dari pasar di sejumlah negara, antara lain: Australia, Bahrain, Cina, Kroasia, Inggris, Perancis, Portugal, Afrika Selatan, Thailand, dan Uni Emirat Arab.

Sebanyak 78% responden menyatakan bahwa “sebagian besar atau hampir semua” konsumen pembeli di daerah mereka masih ingin mencari rumah baru, dan 90% mengatakan pihak penjual masih berencana melepas properti mereka. “Minat yang berkelanjutan dari pembeli dan pengembang ini menjadi pertanda baik untuk dimulainya kembali transaksi dengan melonggarnya lockdown,” demikian catatan Savills dalam laporan tersebut.

Ada 10% dari responden yang melaporkan terdapatnya peningkatan pembeli baru dibandingkan dengan waktu yang sama tahun lalu, terutama untuk jenis properti rumah kedua dan resort.

Mengenai harga, pihak pembeli dan penjual umumnya memiliki pendapat yang berbeda, kata survei itu.

Dari pihak konsumen pembeli mengharapkan munculnya buyer’s market (pasar didominasi pembeli) sebgai dampaik dari pandemi. Dalam survei, 78% responden mengatakan pembeli mengharapkan harga turun dibandingkan harga sebelum krisis dan lockdown. Sementara itu, 78% responden menyatakan pihak penjual atau pengembang mengharapkan harga yang tetap sama.

“Ketidakcocokan dalam ekspektasi harga ini menimbulkan potensi adanya friksi dan pelambatan transaksi dalam beberapa minggu dan bulan mendatang karena pembeli mencari harga murah tetapi pengembang berharap mendapatkan harga yang sama dari sebelum lockdown,” jelas laporan tersebut.

Analis Vibiz Research Center melihat bahwa sejumlah pelaku pasar properti dalam negeri berharap dengan menuju ke new normal maka industri properti dapat menggeliat kembali. Pihak Pemerintah juga berharap Program Sejuta Rumah dapat bergulir kembali dari pihak pengembang pada masa new normal, setelah terhambat di masa pandemi. Memang prospek untuk properti hunian atau residensial masih besar di dalam negeri karena real demand-nya yang kuat.

 

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting

Editor: Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here