Yield Obligasi Pemerintah 10 Tahun Senin Naik Terbatas, Harga Konsolidasi 3 Minggu Terakhir

660
Vibizmedia

(Vibiznews – Bonds) – Imbal hasil (yield) obligasi rupiah Pemerintah Indonesia jangka panjang 10 tahun terpantau naik terbatas 3,9 bps, pada perdagangan Senin sore ini (29/6) menjadi 7,233%. Pergerakan ini menunjukkan harga obligasi Pemerintah cenderung stabil dalam hampir 3 minggu terakhir ini, di tengah ketidakpastian pasar karena melejitnya kasus baru infeksi virus corona di AS dan beberapa negara Eropa yang mengkhawatirkan pasar terhadap prospek pemulihan ekonomi global, sementara aset pendapatan tetap (fixed income) Indonesia menawarkan tingkat yield yang lebih tinggi dibandingkan negara berkembang lainnya.

Minat investor asing terhadap SBN masih tetap kuat. Data Bank Indonesia terakhir menyebutkan data transaksi 22-25 Juni 2020, nonresiden di pasar keuangan domestik melakukan beli neto di pasar SBN sebesar Rp4,92 triliun.

Analis Vibiz Research Center melihat untuk IHSG hari Senin di akhir sesi ini, terpantau melemah tipis 0,05% atau -2,270 poin ke level 4.901,818, sedangkan bursa saham kawasan Asia umumnya melemah dipimpin bursa Jepang dengan investor mengkhawatirkan perkembangan wabah virus yang telah memakan lebih dari 500 ribu korban jiwa yang dapat mengganggu pembukaan kembali ekonomi. Sedangkan, rupiah sore ini melemah 0,18% atau 25 poin ke level Rp 14.245.

Menurut data per petang ini, tingkat yield obligasi pemerintah tenor 10 tahun naik 3,9 bps ke level 7,233%; tenor 5 tahun turun 1,8 bps ke level 6,568%. Menunjukkan harga SBN agak berkonsolidasi sejak tanggal 11/6 lalu, saat yield ID 10Y T-BOND berada di level 7,200%, atau dalam hampir 3 minggu terakhir.

Sebagaimana diketahui, yield menjadi acuan keuntungan investor di pasar surat utang dibanding harga karena itu sudah mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka. Kenaikan yield menunjukkan turunnya harga obligasi pemerintah karena gerak antara yield dan harga obligasi berlawanan. Harga obligasi yang turun mencerminkan risiko tinggi, maka yield akan naik. Sebaliknya, yield turun mencerminkan harga obligasi yang naik.

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting

Editor: Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here