Yield Obligasi Pemerintah Jumat Turun, Harga dalam Penguatan 3 Minggu Terakhir

845
Minat Investor Diprakirakan Masih Tinggi Pada Lelang SUN besok (16/1)
Vibizmedia Picture

(Vibiznews – Bonds) – Imbal hasil (yield) obligasi rupiah Pemerintah Indonesia jangka panjang 10 tahun terpantau turun 5,7 bps pada perdagangan Jumat sore ini (24/7) menjadi 6,857%. Pergerakan ini menunjukkan harga obligasi Pemerintah dalam penguatan selama hampir 3 minggu terakhir ini, didorong minat investor yang masuk ke aset pendapatan tetap (fixed income) Indonesia karena menawarkan tingkat yield yang masih lebih tinggi dibandingkan negara berkembang lainnya, serta lebih aman dibandingkan aset berisiko lainnya.

Minat investor terhadap SBN tetap kuat. Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Luky Alfirman, mengatakan porsi kepemilikan asing di SBN juga mengalami penurunan hingga Juli ini. Dimana tercatat, porsi kepemilikan asing di SBN pada awal tahun 2020 adalah sebesar 38,63 persen. Sementara per 23 Juli 2020, porsi tersebut menurun menjadi sebesar 29,63 persen. Tetapi yield SBN justru membaik saat ini karena diimbangi oleh tingginya dukungan dari investor domestik. “Sekarang posisi asing kepemilikannya hanya 29,6%, tapi tanpa asing pun kita bisa membaik, artinya investor domestik cukup baik untuk men-support SBN kita,” katanya kepada media, Jumat (24/7).

Analis Vibiz Research Center melihat untuk IHSG hari Jumat di akhir sesi ini, terpantau terkoreksi 1,21% atau 62,020 poin ke level 5.082,991, sedangkan bursa saham kawasan Asia umumnya dipimpin bursa Shenzhen yang anjlok 5% oleh naiknya tensi antara AS – China dengan China menutup konsulat AS di Chengdu. Sedangkan, rupiah sore ini melemah melemah 0,21% atau 30 poin ke level Rp 14.610.

Menurut data per petang ini, tingkat yield obligasi pemerintah tenor 10 tahun turun 5,7 bps ke level 6,857%; tenor 5 tahun turun 8,2 bps ke level 6,027%. Menunjukkan harga SBN cenderung menguat sejak tanggal 6/7 lalu, saat yield ID 10Y T-BOND berada di level 7,247%, atau dalam hampir 3 minggu terakhir.

Sebagaimana diketahui, yield menjadi acuan keuntungan investor di pasar surat utang dibanding harga karena itu sudah mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka. Kenaikan yield menunjukkan turunnya harga obligasi pemerintah karena gerak antara yield dan harga obligasi berlawanan. Harga obligasi yang turun mencerminkan risiko tinggi, maka yield akan naik. Sebaliknya, yield turun mencerminkan harga obligasi yang naik.

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting

Editor: Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here