(Vibiznews – Indeks) – Mengawali perdagangan saham pekan ini di bursa Jepang setelah libur panjang, kembali ditutup pada zona merah pada akhir sesi Senin (27/07/2020),. Indeks Nikkei awal pekan anjlok ke posisi terendah 2 pekan lebih oleh posisi penguatan yen Jepang yang merugikan saham eksportir kapital besar.
Sentimen investor di Nikkei suram karena ketegangan AS-Cina meningkat setelah penutupan konsulat Amerika Serikat di Chengdu. China memerintahkan fasilitas itu ditutup sebagai pembalasan atas diplomatnya yang diusir dari konsulat Tiongkok di Houston.
Namun tekanan jual dibatasi oleh berita dari penasihat ekonomi Gedung Putih Amerika Serikat Larry Kudlow mengonfirmasi bahwa paket stimulus bantuan coronavirus akan mencakup pembayaran stimulus US $1.200 kepada orang Amerika di samping bonus pengangguran, bonus retensi dan kredit pajak untuk usaha kecil dan restoran.
Laporan ekonomi hari ini terdapat risalah pertemuan kebijakan BOJ pertengahan bulan Juli dengan melaporkan ekonomi negara itu diharapkan meningkat secara moderat dari paruh kedua tahun 2020, tetapi mencatat bahwa ekonom tidak mungkin kembali ke level yang dicapai sebelum pecahnya COVID-19 bahkan hingga tahun fiskal 2022.
Indeks Nikkei ditutup turun 35,76 poin atau 0,16 persen lebih rendah ke posisi 22.715,85, terendah sejak 10 Juli. Namun untuk indeks Topix naik 3,73 poin atau 0,24 persen ke posisi 1.576,69.. Untuk indeks Nikkei berjangka bulan September 2020 kini sedang bergerak negatif dengan turun 70 poin atau 0,31% ke posisi 22.690.
Tekanan pada indeks banyak disumbang oleh anjloknya saham-saham eksportir sektor transportasi seperti Mitsubishi Motors anjlok 3,14%, Toyota turun 0,20%, Honda Motor turun 0,98% dan Suzuki Motor anjlok 1,15%.
Jul Allens / Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting