(Vibiznews-Forex) – Rally pair AUDUSD tertahan oleh rebound tipis indeks dolar, namun masih ditutup lebih tinggi dari sesi sebelumnya. Bahkan pair sempat mencapai posisi tertinggi sejak April 2019 pada rally awal sesi, kemudian terpangkas oleh anjloknya perdagangan bursa saham Amerika yang menandai suramnya sentimen aset resiko.
Investor ragu pembuat kebijakan Amerika akan dapat menandatangani RUU paket stimulus coronavirus fase 4 yang banyak ditunggu-tunggu. Kekhawatiran pasar datang setelah Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengkonfirmasi bahwa kedua partai, yaitu Partai Republik yang berkuasa dan oposisi Demokrat, masih jauh dalam mencapai kesepakatan apa pun.
Untuk pergerakan selanjutnya, dari sisi laporan ekonomi pada sesi Asia data inflasi kuartal kedua Australia menjadi katalis langsung untuk pergerakan pair. Inflasi diperkirakan merosot dari + 0,3% menjadi -2,0%. Dan pada sesi Amerika akan dirilis data pending home sales sebelum pengumuman hasil pertemuan Komite Kebijakan The Fed (FOMC).
Indeks dolar terpantau pagi ini kembali melemah oleh anjloknya posisi imbal hasil obligasi AS hingga turun 2,23% dan tekanan buruk rilis survey CB untuk data sentimen konsumen di AS. Dengan posisi dolar AS yang lemah, jika rilis data inflasi Australia mengecewakan tetap masih ada tenaga bagi kenaikan pair AUDUSD.
Secara teknikal menurut analyst Vibiz Research Center pair AUDUSD bullish, dan awal sesi akan akan naik kembali menuju posisi 0.7160, jika tembus akan mendaki ke R1 hingga R3. Namun jika terjadi koreksi, turun menuju posisi 0.7125 dan jika tembus akan turun terus ke S1 hingga S3.
| R3 | R2 | R1 | Pivot | S1 | S2 | S3 |
| 0.7250 | 0.7212 | 0.7185 | 0.7150 | 0.7120 | 0.7085 | 0.7057 |
| Buy Avg | 0.7170 | Sell Avg | 0.7130 |
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting



