(Vibiznews – Forex) – Pair USDJPY pekan lalu mayoritas bergerak bearish, namun pulih dengan kuat pada akhir pekan yang membayar kerugian 3 hari perdagangan. Pekan lalu pair ditutup dengan penurunan 0,24% dan sempat terjun ke posisi terendah 20 pekan. Pekan lalu juga suasana pasar alami kondisi yang suram oleh banyaknya sentimen negatif yang melemahkan perdagangan aset resiko.
Menutup perdagangan pekan lalu, pair terangkat oleh penguatan beberapa data ekonomi penting seperti personal spending yang naik melebihi perkiraan pasar dan data Chicago PMI yang mengukur kinerja manufaktur PMI menguat melebihi ekspektasi dan data bulan sebelumnya. Dari sisi yen, fundamentalnya tertekan setelah Menteri Keuangan Jepang menyatakan kenaikan yen berkepanjangan akan semakin ekonomi negara tersebut.
Fundamental Pekan Lalu.
Melihat penggerak fundamental pekan lalu dari data ekonomi Jepang, BoJ Core CPI yang merupakan pengukur inflasi pilihan Bank of Japan naik menjadi 0,1% dari 0,0%. Penjualan ritel turun 1,2%, setelah mengalami dua kali penurunan dua digit. Namun ada berita baik di bidang manufaktur, karena Produksi Industri naik 2,7%, setelah tiga penurunan berturut-turut.
Dari data ekonomi AS, data barang tahan lama melemah pada bulan Juni yang turun ke 7,3% dari 15,8% dengan data inti turun dari 4,0% menjadi 3,3%. The Fed mempertahankan suku bunga acuan di nol dan memberikan sinyal dovish untuk pasar, seperti yang diharapkan. Pembuat kebijakan tersebut hanya menegaskan kembali komitmen mereka untuk bertindak sesuai mendukung ekonomi AS, tetapi tidak mengumumkan langkah kebijakan baru. Kemuidan data yang buruk lainnya dari laporan PDB awal untuk Q2-2020 yang suram, dimana ekonomi berkontraksi sebesar 32,9%. Data yang terakhir untuk Sentimen Konsumen UoM jatuh ke 72,5, turun tajam dari 78,1 sebelumnya.
Fundamental Pekan ini
Dari sisi data ekonomi banyak rilis data ekonomi yang akan menjadi market mover pekan ini khususnya dari Amerika Serikat. Pekan ini akan ada rilis data PMI manufaktur dan service seluruh negara ekonomi utama serta kinerja pasar tenaga kerja AS dalam data ADP dan juga NFP.
Untuk penggerak pasar dari ekonomi Jepang, awal pekan disajikan rilis data PDB awal Q2-2020 yang diperkirakan kembali kontraksi. Lalu ada tingkat inflasi lokal yatu Tokyo Core CPI yang diperkirakan statis. Selain beberapa data ekonomi minor, ada momentum mendengarkan pidato publik Gubernur BOJ.
Dari ekonomi Amerika Serikat, terdapat data service PMI serta data ADP employment change yang diperkirakan menunjukkan data yang kurang optimis. Namun beberapa data menunjukkan positif seperti data manufaktur PMI, NFP dan tingkat pengangguran AS periode bulan Juli.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting