(Vibiznews-Forex) – Di tengah perdagangan forex sesi Eropa hari Senin (3/8/2020) posisi kurs aussie masih bergerak bearish melanjutkan trend akhir pekan lalu yang retreat dari posisi tertinggi 17 bulan awal sesi. Aussie bergerak bearish sejak sesi Asia karena melonjaknya tingkat infeksi coronavirus mengurangi harapan investor untuk pemulihan ekonomi.
Australia melaporkan rekor hampir 641 kasus pada hari Minggu dengan Perdana Menteri Victoria Daniel Andrews mengumumkan keadaan bencana dan memberlakukan jam malam. Sementara itu, para ahli coronavirus Gedung Putih mengatakan bahwa Amerika Serikat telah memasuki fase baru wabah dengan infeksi yang luar biasa menyebar di daerah pedesaan maupun kota.
Dari laporan ekonomi yang dirilis, data PMI Manufaktur Commonwealth Bank di Australia membukukan pembacaan tertinggi sejak Desember 2018, sementara iklan pekerjaan Australia di surat kabar dan di internet tumbuh sebesar 16,7% bulan-ke-bulan menjadi 104.916 pada Juli 2020 setelah rekor 42.0 % lonjakan sebulan sebelumnya.
Sebagai mata uang komoditas, posisi aussie juga mendapat tekanan dari anjloknya harga emas dan juga minyak mentah di bursa komoditas internasional hingga sesi Eropa. Terpantau kini harga emas anjlok 0,12% dan harga minyak mentah jenis Brent anjlok 0,35%.
Untuk pergerakan selanjutnya hingga sesi Amerika terdapat penggerak pasar dari rilis data ekonomi AS yaitu data ISM manufacturing PMI dan data Construction Spending yang diperkirakan meningkat.
Secara teknikal menurut analyst Vibiz Research Center pair AUDUSD akan bearish, dan kini pair berada di posisi 0.7107 yang berada di kisaran support kuat harian AUDUSD. Selanjutnya akan meluncur kembali menuju 0.7090, jika tembus akan turun ke posisi support berikutnya pada kisaran 0.7070 – 0.7045. Namun jika terjadi koreksi positif pair akan rebound ke posisi 0.7155 sebelum ke resisten kuatnya di 0.7180-0.7200.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting