(Vibiznews – Indeks) – Terjadi profit taking pada perdagangan bursa saham Korea Selatan hari Jumat (14/8/2020) dengan indeks Kospi retreat dari bullish 9 hari berturut. Aksi jual saham sejak awal sesi tersebut membuat indeks Kospi turun dari posisi tertinggi 26 bulan yang dicapai sesi sebelumnya. Namun secara mingguan, indeks Kospi cetak gain 3 pekan berturut dengan kenaikan 2,37% pekan ini.
Tekanan profit taking terjadi oleh keraguan disetujuinya paket stimulus untuk ekonomi Amerika Serikat karena Demokrat dan Pemerintahan Trump belum mencapai kesepakatan. Sementara itu, laporan Green Book dari Kementerian Ekonomi dan Keuangan mencatat bahwa indikator permintaan domestik Korea Selatan terus membaik, meskipun ada ketidakpastian terkait COVID-19 dan musim hujan. Perekonomian juga menunjukkan tanda-tanda peningkatan. ekspor dan produksinya menurun dengan kecepatan yang lebih lambat.
Indeks Harga Saham Gabungan Korea (KOSPI) ditutup turun 30,05 poin atau 1,23% lebih rendah ke posisi 2.407,48 setelah sebelumnya capai posisi tertinggi sejak 10 Juni 2018. Demikian untuk indeks Kospi200 berjangka anjlok 4,09 poin atau 1,26% ke posisi 322.68, setelah sempat turun ke posisi rendah di 316.28 dan naik ke posisi tertinggi 322.66.
Melorotnya indeks Kospi dipicu oleh anjloknya saham-saham kapital besar seperti saham Samsung Biologics merosot 2,44 persen, saham Celltrion merosot 1,30 persen, saham LG Chem merosot 5,02 persen, saham Samsung SDI jatuh 5,73 persen dan saham Hyundai Motor turun 1,76 persen.
Sentimen pasar juga diperberat oleh laporan penjualan ritel China yang lebih rendah dari perkiraan pada Juli, penjualan ritelnya tumbuh 4,8 persen bulan lalu, berkinerja di bawah ekspektasi pasar sebesar 5,2 persen.
Jul Allens / Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting