(Vibiznews – Economy & Business) Ekonomi Jerman mengalami kontraksi -9,7% pada kuartal kedua karena belanja konsumen, investasi perusahaan dan ekspor semuanya merosot pada puncak pandemi COVID-19, kantor statistik Jerman mengatakan pada hari Selasa (25/08).
Kemerosotan ekonomi jauh lebih kuat daripada selama krisis keuangan lebih dari satu dekade lalu, dan itu mewakili penurunan paling tajam sejak Jerman mulai mencatat penghitungan PDB triwulanan pada tahun 1970, kata kantor itu.
Namun pembacaan naik kecil dari perkiraan PDB sebelumnya untuk periode April-Juni sebesar -10,1% kuartal ke kuartal yang telah diterbitkan kantor tersebut bulan lalu.
Belanja konsumen menyusut -10,9% pada kuartal tersebut, investasi modal sebesar -19,6% dan ekspor sebesar -20,3%, data PDB yang disesuaikan secara musiman menunjukkan.
Aktivitas konstruksi, yang biasanya menjadi pendorong pertumbuhan yang konsisten bagi ekonomi Jerman, turun -4,2% pada kuartal tersebut.
Satu-satunya kenaikan datang dari konsumsi negara yang naik 1,5% pada kuartal tersebut karena program penyelamatan virus corona pemerintah, kata kantor itu.
Parlemen Jerman telah menangguhkan penghentian utang tahun ini untuk memungkinkan pemerintah membiayai krisis dan dorongan stimulus fiskal dengan rekor utang baru sebesar 217,8 miliar euro.
Perubahan fiskal setelah bertahun-tahun anggaran berimbang berarti bahwa negara Jerman mencatat defisit anggaran sebesar 51,6 miliar euro dari Januari hingga Juni, kata kantor statistik dalam pernyataan terpisah.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting