(Vibiznews – Forex) – Pair USDJPY awal sesi Asia Jumat (4/9/2020) bergerak lebih rendah dari sesi sebelumnya yang hanya menguat tipis di tengah minat pasar beralih ke aset safe haven. Terpantau indeks dolar bergerak terbatas merespon rilis data ekonomi yang tidak sesuai harapan.
Sebelumnya pergerakan yen Jepang dipengaruhi oleh buruknya data PMI manufaktur yang kontraksi bulan ketujuh berturut-turut. Namun terdapat khabar optimis dari anggota dewan Bank of Japan, Goushi Kataoka, menyatakan bank sentral harus mengambil langkah pelonggaran moneter yang lebih berani dalam menghadapi risiko deflasi yang semakin tinggi karena prospek konsumsi dan belanja bisnis melemah akibat pandemi COVID-19.
Indeks dolar sempat melaju ke posisi tertinggi sepekan pada sesi Eropa kemudian terpangkas oleh beberapa rilis data ekonomi seperti data klaim pengangguran yang menurun karena perubahan dalam metodologi penyesuaian musiman. Data neraca perdagangan juga data ekspor dan impor masih tetap di bawah level pra-pandemi dan data dari Institute for Supply Management menunjukkan sedikit perlambatan dalam laju pertumbuhan aktivitas sektor jasa di bulan Agustus. Indeks PMI service turun ke 56,9 pada Agustus dari 58,1 pada Juli.
Sentimen selanjutnya akan dipengaruhi beberapa data penting terkait kinerja pasar tenaga kerja di AS, seperti data NFP periode bulan Agustus yang diperkirakan menunjukkan data yang lebih rendah. Demkian juga dengan data upah pekerja yang persentasenya diperkirakan menurun.
Secara teknikal menurut analyst Vibiz Research Center pair USDJPY akan bearish, awal sesi akan turun menuju posisi 106.00 dan jika tembus lanjut ke posisi S1 hingga S2. Namun jika terjadi koreksi positif akan mendaki ke posisi 106.25 dan jika tembus naik ke posisi R1 hingga R3.
R3 | R2 | R1 | Pivot | S1 | S2 | S3 |
107.03 | 106.80 | 106.48 | 106.24 | 105.93 | 105.70 | 105.38 |
Buy Avg | 106.30 | Sell Avg | 105.90 |
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting