(Vibiznews-Forex) – Di tengah perdagangan forex sesi Eropa hari Selasa (15/9/2020) posisi poundsterling dalam pair GBPUSD melaju sangat cepat menuju posisi resisten kuat hariannya oleh posisi pelemahan dolar AS. Poundsterling bergerak kuat setelah Perdana Menteri Boris Johnson memenangkan pemungutan suara pertama di parlemen untuk RUU Pasar Internal Brexit.
Indeks dolar bergerak sangat lemah sebagai safe-haven ke posisi terendah 4 hari oleh meningkatnya permintaan aset berisiko merespon kemajuan dalam pengembangan vaksin virus corona di AS. Kepala eksekutif raksasa farmasi Pfizer memperkirakan bahwa Amerika Serikat akan dapat menggunakan vaksin COVID-19 sebelum akhir tahun.
Dari data ekonomi yang masuk, laporan pekerjaan terbaru menunjukkan tingkat pengangguran Inggris naik menjadi 4,1% karena jumlah orang yang di-PHK naik pada laju tercepat sejak krisis keuangan. Dan untuk jumlah klaim pengangguran dilaporkan meningkat 73,7 ribu menjadi 2,7 juta pada Agustus 2020, menyusul kenaikan 69,9 ribu bulan sebelumnya dan di bawah ekspektasi pasar sebesar 100 ribu kenaikan.
Terkait RUU yang dimenangkan oleh PM Inggris, RUU tersebut akan memungkinkan pemerintah Inggris untuk melanggar hukum internasional dengan melanggar bagian dari Perjanjian Brexit yang ditandatangani pada bulan Januari. Untuk katalis pergerakan selanjutnya pada sesi Amerika terdapat rilis data Empire State manufacturing index dan data produksi industri.
Secara teknikal menurut analyst Vibiz Research Center pair GBPUSD ditutup bullish, dan kini pair berada di posisi 1,2888. Bersiap naik menuju resisten lemahnya di 1,2950-1,2990 jika naik menembus 1.2930. Namun jika terjadi koreks, akan turun ke posisi 1.2800 sebelum support kuat di 1,2755-1,2700.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting