(Vibiznews-Index) – Penurunan harga saham di bursa Amerika masih berlanjut hingga perdagangan yang berakhir Jumat dinihari (18/9/2020), setelah sebelumnya alami tekanan jual merespon pengumuman kebijakan moneter Federal Reserve. Ketiga indeks utama ditutup dalam zona merah.
Indeks Dow Jones turun 130,40 poin atau 0,5 persen menjadi 27.901,98, indeks Nasdaq terkoreksi 140,19 poin atau 1,3 persen menjadi 10.910,28 dan indeks S&P 500 merosot 28,48 poin atau 0,8 persen menjadi 3.357,01. Koreksi harga saham di Wall Street juga mendapat sentimen negatif dari rilis data ekonomi.
Meskipun terjadi tekanan jual, namun masih terdapat saham-saham top yang bertahan kuat bahkan alami lonjakan seperti saham General Electric (GE) yang naik 4,4%, saham General Elctric naik 1,84% dan saham 3M naik 1,71%. Saham General Electric menguat untuk hari kedua berturut-turut setelah CEO Larry Culp membuat komentar positif tentang arus kas selama paruh kedua tahun 2020.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan klaim pertama kali untuk tunjangan pengangguran AS turun kurang dari yang diharapkan pada pekan yang berakhir 12 September. Klaim merosot ke 860.000, yang turun 33.000 dari level minggu sebelumnya di 893.000 dan ekspektasi pasar klaim turun 850.000.
Departemen Perdagangan juga merilis laporan yang menunjukkan konstruksi perumahan baru menurun lebih dari yang diharapkan di bulan Agustus. Indeks jatuh 5,1 persen ke tingkat tahunan 1,416 juta pada Agustus setelah melonjak 17,9 persen ke tingkat 1,492 juta pada Juli. Demikian laporan izin mendirikan bangunan juga turun 0,9 persen ke tingkat tahunan 1,470 juta di Agustus setelah melonjak 17,9 persen ke tingkat 1,483 juta di Juli.
Secara sektoral, saham real estat komersial yang sensitif terhadap suku bunga menunjukkan pergerakan negatif dengan Dow Jones U.S. Real Estate Index turun sebesar 1,9 persen. Pelemahan signifikan juga terlihat di antara saham emas hingga sebabkan penurunan 1,7 persen oleh NYSE Arca Gold Bugs Index.
Saham maskapai penerbangan juga mengalami pelemahan yang cukup besar yang mengakibatkan penurunan 1,7 persen oleh NYSE Arca Airline Index. Saham ritel, tembakau, dan telekomunikasi juga menunjukkan pergerakan turun yang signifikan.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting



