(Vibiznews – Forex) – Pair USDJPY awal sesi Asia Jumat (18/9/2020) masih menunjukkan pergerakan lemah masuki hari ketujuh berturut di kisaran terendah 7 pekan oleh posisi dolar AS yang terkoreksi setelah sempat menguat. Penguatan safe haven yen terjadi didukung lemahnya sentimen perdagangan aset berisiko.
Dolar AS melemah terhadap sebagian besar mata uang utama setelah sempat mendaki ke posisi tertinggi sepekan, terbebani oleh pernyataan Federal Reserve yang mengatakan suku bunga kemungkinan akan tetap mendekati nol selama tiga tahun ke depan.
Kekuatan yen sebelumnya didapat dari pernyataan kebijakan moneter bank sentral Jepang (BOJ) yang optimis terhadap pertumbuhan ekonomi negeri tersebut yang tertekan selama pandemic. BOJ menetapkan tidak mengubah kebijakan suku bunganya yang berada di posisi -0,1%.
Namun terdapat laporan ekonomi yang membatasi pergerakan yen, yaitu data inflasi harga konsumen Jepang dilaporkan turun menjadi 0,2 persen yoy pada Agustus dari 0,3 persen pada Juli 2020, karena pandemi terus menghambat konsumsi yang bukan makanan.
Rilis data ekonomi yang perlu diperhatikan yang dapat pengaruhi pergerakan dolar AS; pada sesi Amerika akan dirilis CB leading index, current account dan data prelim sentimen konsumen AS menurut survey UoM.
Secara teknikal menurut analyst Vibiz Research Center pair USDJPY masih bergerak bullish, awal sesi akan turun menuju posisi 104.55 dan jika tembus lanjut ke posisi S1 hingga S2. Namun jika terjadi koreksi positif akan mendaki ke posisi 104.90 dan jika tembus naik ke posisi R1 hingga R2.
| R3 | R2 | R1 | Pivot | S1 | S2 | S3 |
| 105.74 | 105.45 | 105.10 | 104.80 | 104.44 | 104.16 | 103.79 |
| Buy Avg | 105.00 | Sell Avg | 104.70 |
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting


