(Vibiznews-Forex) – Di tengah perdagangan forex sesi Eropa hari Selasa (22/9/2020) posisi poundsterling dalam pair GBPUSD berusaha naik meninggalkan posisi terendah 2 bulan yang dicapai akhir sesi Asia. Sebelumnya pair tertekan kuat oleh laju dolar AS yang menembus kisaran resistennya oleh kuatnya permintaan safe haven.
Indeks dolar memperpanjang kenaikan sebagai safe haven, sempat naik ke posisi tertinggi sejak 26 Juli di tengah kekhawatiran terus-menerus bahwa meningkatnya kasus baru terinfeksi virus korona di Eropa dapat menyebabkan penguncian ekonomi dan menghambat pemulihan ekonomi global.
Di sesi Eropa investor mencerna detail tentang langkah-langkah lockdown oleh meningkatnya kasus COVID-19 di Inggris. Perdana Menteri Boris Johnson meminta orang untuk bekerja dari rumah bila memungkinkan dan mengumumkan pembatasan di pub, bar, dan restoran.
Sementara itu, Gubernur Bank of England Bailey mengatakan kepada Kamar Dagang Inggris bahwa kenaikan kasus COVID-19 baru-baru ini memperkuat risiko penurunan yang dihadapi ekonomi Inggris, tetapi mencoba mendinginkan ekspektasi tentang suku bunga negatif.
Sebagai arah pergerakan selanjutnya, tidak ada rilis data ekonomi yang major pada sesi Eropa hanya rilis data industrial order Inggris. Namun di sesi Amerika terdapat rilis data penjualan rumah yang ada atau existing home sales yang diperkirakan menunjukkan data positif. Pasar juga dapat memperhatikan pernyataan Jerome Powell dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin di depan Komite Jasa Keuangan DPR AS terkait stimulus ekonomi.
Secara teknikal menurut analyst Vibiz Research Center pair GBPUSD ditutup rebound. Kini pair berada di posisi 1,2787 yang berhasil naik kembali dari posisi 1.2711 yang merupakan terendah sejak 24 Juni. Jika usaha rebound pair menembus 1.2840 akan naik menuju resisten kuatnya di 1,2920-1,2955. Namun jika terjadi koreksi kembali, akan turun ke posisi 1.2880 sebelum turun menuju support lemahnya di 1,2684-1,2600.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting