(Vibiznews-Forex) – Pair AUDUSD sesi Asia hari Selasa (22/9/2020) masih bergerak lemah melanjutkan bearish 2 hari berturut sebelumnya oleh meningkatnya permintaan aset safe haven yang merugikan perdagangan saham global, namun beri keuntungan bagi dolar AS. Selain itu aussie juga mendapat tekanan dari anjloknya harga mentah hingga turun 4% lebih pada sesi Amerika.
Harga minyak anjlok tajam karena pasar semakin gelisah atas permintaan setelah meningkatnya infeksi virus korona di seluruh dunia. Tekanan jual berlanjut setelah National Oil Corporation Libya mengumumkan memulai kembali operasinya. Penurunan harga minyak ini memberikan tekanan bagi harga komoditas lainnya seperti emas dan juga tembaga yang menjadi unggulan aussie.
Dolar AS menguat terhadap banyak rival utamanya dan juga secara teknikal karena kekhawatiran lonjakan kasus virus korona di seluruh Eropa dan kekhawatiran akan adanya tindakan lockdown baru oleh pemerintah Inggris yang menekan harga saham dan mengangkat daya tarik mata uang safe-haven.
Sepanjang hari tidak terdapat arahan pergerakan dari rilis data ekonomi yang major dan pengaruhi sentimen pasar, hanya rilis data penjualan rumah yang ada atau existing home sales pada sesi Amerika. Pergerakan selanjutnya akan memperhatikan perdagangan bursa saham global serta pernyataan Jerome Powell dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin di depan Komite Jasa Keuangan DPR AS terkait stimulus ekonomi.
Secara teknikal menurut analyst Vibiz Research Center pair AUDUSD bergerak lemah, sesi Asia akan turun menuju posisi 0.7195 dan jika tembus turun terus ke S1 hingga S3. Namun jika terjadi koreksi positif akan naik ke pivotnya dan jika tembus akan mendaki ke R1 hingga R3.
| R3 | R2 | R1 | Pivot | S1 | S2 | S3 |
| 0.7423 | 0.7373 | 0.7298 | 0.7248 | 0.7173 | 0.7123 | 0.7047 |
| Buy Avg | 0.7280 | Sell Avg | 0.7275 |
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting
