(Vibiznews – Indeks) – Perdagangan bursa saham Jepang kembali melemah untuk sesi kedua pada Kamis (19/11/2020), setelah pemerintah Jepang mengeluarkan peringatan paling parah tentang rekor lonjakan kasus harian virus corona yang menimbulkan kekhawatiran tentang pembatasan lebih lanjut pada aktivitas ekonomi negara.
Indeks Nikkei turun ke posisi terendah hampir sepekan di tengah pelemahan yen Jepang terhadap dolar AS yang memperkuat saham-saham eksportir utama. Tekanan jual hari ini sebagai profit taking lanjutan setelah mencapai posisi tertinggi 29 tahun pada perdagangan hari Selasa.
Tokyo melaporkan rekor tertinggi 2203 kasus baru virus korona pada hari Rabu dan menurut para ahli bisa menjadi gelombang ketiga pandemi di negara itu. Perdana Menteri Yoshihide Suga umumkan negara itu dalam “siaga maksimum”. Sentimen yang membebani lebih lanjut, Menteri Keuangan Jepang mengatakan bahwa dia tidak berpikir untuk memberikan bantuan tunai kepada rumah tangga lagi, dengan alasan bahwa kondisinya berbeda sekarang karena keadaan darurat telah dicabut.
Indeks harian Nikkei ditutup turun 93,8 poin atau 0,36% lebih rendah ke posisi 25634,34, terendah sejak tanggal 13 November. Namun untuk indeks Topix ditutup 0,33% lebih tinggi pada 1.726,41, terangkat oleh saham sektor industri. Untuk indeks Nikkei berjangka bulan Desember 2020 bergerak negatif hingga turun 160 poin atau 0,62% ke posisi 25.540.
Yang berkinerja buruk dari 30 saham Topix adalah saham Astellas Pharma Inc yang turun 2,21%, diikuti oleh Mitsubishi UFJ Financial Group Inc yang kehilangan 1,52%. Sedangkan saham yang naik paling tinggi adalah saham Daiichi Sankyo Co Ltd yang naik 2,65%, diikuti oleh Itochu Corp yang naik 2,28%.
Jul Allens / Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting


