(Vibiznews-Forex) – Di tengah perdagangan forex sesi Eropa hari Rabu (25/11/2020), posisi euro bergerak turun dari posisi tertinggi 2 bulan yang dicapai pada sesi Asia oleh lonjakan kasus harian covid-19 di Jerman. Sementara itu juga, ECB mengingatkan profitabilitas bank diperkirakan masih lemah tahun depan.
Jumlah orang yang terinfeksi virus korona di Jerman naik 18.633 kasus pada hari Rabu, peningkatan harian ketiga berturut-turut. Negara tersebut diperkirakan akan menyetujui di kemudian hari tentang pembatasan yang lebih ketat, termasuk pengurangan lebih lanjut dalam jumlah pelanggan yang diizinkan di toko dan tindakan yang lebih ketat di sekolah. Penguncian ditetapkan untuk tetap berlaku hingga 20 Desember.
Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap banyak rival utamanya berusaha naik di pasar uang Eropa setelah melemah sesi sebelumnya; terangkat oleh beralihnya sentimen pasar berisiko ke safe haven merespon lonjakan kasus harian covid-19 di Eropa. Sebelumnya dolar tertekan oleh perkembangan positif pengadaan vaksin dan harapan akan adanya stimulus fiscal AS.
Sentimen pergerakan selanjutnya dapat berubah sejalan pergerakan bursa saham global dan dari laporan ekonomi Amerika Serikat seperti data risalah Fed, prelim PDB AS Q3/2020, data klaim pengangguran, dan data sentimen konsumen survey UoM. Kemudian terdapat data minor seperti durable goods orders, New homes sales, PCE index dan trade balance.
Secara teknikal menurut analyst Vibiz Research Center pair EURUSD akan retreat. Kini pair berada di posisi 1.1898 dan berusaha capai posisi pembukaan di 1.1890, jika tembus akan meluncur ke pivot 1.1867 sebelum ke support kuat harian di 1.1850-1.1800. Namun jika positif kembali, akan mendaki kembali ke posisi tinggi 1.1928, jika tembus lanjut e resisten lemah di 1.1935 – 1.1976.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting