(Vibiznews-Forex) – Di tengah perdagangan forex sesi Eropa hari Rabu (25/11/2020) posisi poundsterling dalam pair GBPUSD bergerak bearish di tengah usaha rebound dolar AS secara indeks. Poundsterling tertekan oleh pernyataan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen terkait Brexit No Deal.
Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap banyak rival utamanya berusaha naik di pasar uang Eropa setelah melemah sesi sebelumnya; terangkat oleh beralihnya sentimen pasar berisiko ke safe haven merespon lonjakan kasus harian covid-19 di Eropa. Sebelumnya dolar tertekan oleh perkembangan positif pengadaan vaksin dan harapan akan adanya stimulus fiscal AS.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan kepada Parlemen Eropa bahwa negosiator UE akan melakukan semua yang mereka bisa untuk mencapai kesepakatan dengan Inggris dan bahwa hari-hari berikutnya akan menjadi yang menentukan. Namun dia juga mengatakan bahwa blok tersebut dipersiapkan untuk skenario tanpa kesepakatan.
Poundsterling sempat menguat pada sesi Asia oleh optimisme kesepakatan perdagangan pasca-Brexit, berita positif tentang vaksin virus corona dan berakhirnya lockdown selama satu bulan di Inggris pada 2 Desember.
Sentimen pergerakan selanjutnya dapat berubah sejalan pergerakan bursa saham global dan dari laporan ekonomi Amerika Serikat seperti data prelim PDB AS Q3/2020, data klaim pengangguran, dan data sentimen konsumen survey UoM. Kemudian terdapat data minor seperti durable goods orders, New homes sales, PCE index dan trade balance.
Secara teknikal menurut analyst Vibiz Research Center pair GBPUSD ditutup melemah. Kini pair berada di posisi 1,3338 dan bergerak turun menuju 1.3310, jika tembus lanjut ke support kuat di 1,3294-1,3245. Namun jika terjadi pergerakan sebaliknya akan naik kembali ke posisi 1.3383, jika tembus lanjut ke resisten kuat di 1,3394-1,3425.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting
