(Vibiznews – Forex) – Pair USDJPY pada sesi Asia Jumat (27/11/2020) bergerak lemah melanjutkan down trend sebelumnya oleh pelemahan dolar AS dan juga tekanan yang terjadi pada bursa saham global. Yen Jepang bergerak lebih kuat pasca libur Thanksgiving dan hiraukan rilis data inflasi yang semakin kontraksi.
Indeks Harga Konsumen Tokyo turun menjadi -0,7% yoy, lebih turun dari -0,6% ekspektasi pasar. Data tersebut juga menunjukkan inflasi tanpa makanan segara, yang dikenal sebagai Core CPI, cocok dengan perkiraan 0,7% yoy. Inflasi semakin turun oleh turunnya harga makanan segar dan energy, turun di bawah -0,1% menjadi -0,20% yoy.
Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap banyak rival utamanya dibuka lebih lemah di pasar uang Asia setelah menguat tipis sesi sebelumnya. Namun indeks berusaha bergerak positif sebagai safe haven merespon laporan lonjakan kasus harian covid-19 di AS serta bangkitnya ketegangan AS-China.
Ketegangan AS-China berkisar seputar sanksi AS terhadap empat perusahaan dari Rusia dan China keterkaitan dengan program rudal Iran; kesepakatan perdagangan yang setengah jalan dari kesepakatan perdagangan yang telah berlangsung selama 10 bulan; ketidaksukaan China atas intervensi Amerika dalam hal-hal yang berkaitan dengan Taiwan dan Hong Kong.
Sentimen pergerakan selanjutnya kurang momentum baik dari rilis data ekonomi yang dapat menggerakkan pasar. Sehingga respon pasar terlihat akan wait and see. Tetapi perlu diperhatikan pergerakan pasar global serta pergerakan dolar AS.
Secara teknikal menurut analyst Vibiz Research Center pair USDJPY bergerak lemah, pair yang dibuka pada posisi 104.26 sedang bergerak negatif dan mendekati posisi S1 hingga kemudian ke S2. Namun jika bergerak sebaliknya akan naik ke posisi pembukaan, jika tembus mendaki ke pivot sebelum capai posisi R1 hingga R2.
R3 | R2 | R1 | Pivot | S1 | S2 | S3 |
104.68 | 104.57 | 104.41 | 104.30 | 104.15 | 104.04 | 103.88 |
Buy Avg | 104.35 | Sell Avg | 104.15 |
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting