(Vibiznews-Forex) – Di tengah perdagangan forex sesi Eropa hari Jumat (11/12/2020), posisi euro bergerak bearish setelah sempat capai posisi resisten kuat kuat pada sesi Asia. Kekuatan euro terpangkas oleh pergerakan kuat dolar AS dan revisi prospek pertumbuhan ekonomi oleh ECB.
Bank Sentral Eropa (ECB) sehari sebelumnya merevisi prospek aktivitas ekonomi, dengan PDB Zona Euro terlihat meningkat hanya 3,9% pada tahun 2021 dibandingkan dengan prediksi 5% pada bulan September. Proyeksi inflasi untuk tahun 2020 dan 2022 juga direvisi turun masing-masing menjadi 0,2% dan 1,1% dari 0,3% dan 1,3%.
Pembuat kebijakan juga memutuskan untuk memperluas program pembelian obligasi pandemi sebesar €500 miliar seperti yang diharapkan oleh pasar, dan mengumumkan perpanjangan langkah-langkah darurat hingga setidaknya akhir Maret 2022.
Sementara itu, para pemimpin Uni Eropa akhirnya meraih €1,8 triliun yang belum pernah terjadi sebelumnya. Anggaran dan dana pemulihan virus corona setelah Polandia dan Hongaria mencabut keberatan mereka, yang berarti wilayah dan sektor yang paling terpukul oleh pandemi akan segera mendapatkan akses ke rekor dukungan.
Kemudian sentimen investor juga dibebani perkembangan dalam negosiasi Brexit karena Inggris dan UE setuju untuk memperpanjang pembicaraan kesepakatan perdagangan pasca-Brexit hingga Minggu.
Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap banyak rival utamanya bergerak naik di pasar uang Eropa setelah melemah; dipicu merosotnya pound sterling oleh kemungkinan perundingan Brexit berakhir tanpa kesepakatan.
Secara teknikal menurut analyst Vibiz Research Center pair EURUSD akan melemaht,pair berada di posisi 1.2120 dan sedang tertekan menuju pivot harian di 1.2115. Jika tembus meluncur ke support kuat harian di 1.2087-1.2043. Namun jika bergerak sebaliknya akan mendaki ke posisi 1.2174 yang merupakan resisten kuat, jika tembus mendaki ke posisi resisten lemah di 1.2187 – 1.2203.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting