(Vibiznews – Indeks) – Bursa saham Hong Kong akhir pekan pada perdagangan hari Jumat (11/12/2020) rebound, namun secara mingguan masih melemah untuk 2 pekan berturut. Indeks Hang Seng mendapat tenaga dari sentimen pasar Asia lainnya, namun kenaikan dibatasi karena gejolak ketegangan China-AS.
Sentimen investor di bursa Asia terangkat setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) mempercepat penggunaan darurat vaksin virus corona Pfizer di negeri tersebut untuk mempercepat pemulihan ekonomi global.
Laju kenaikan Hang Seng dibatasi merespon bertambah panasnya ketegangan AS-China setelah Komisi Komunikasi Federal (FCC) AS memulai proses pencabutan izin bisnis China Telecom untuk beroperasi di Amerika Serikat. Indeks S&P Dow Jones pada hari Kamis menghapus beberapa perusahaan China dari produk indeksnya menyusul perintah eksekutif pemerintah Trump. Bursa Inggris juga membuat langkah serupa minggu lalu, dan indeks MSCI diperkirakan akan mengikutinya.
Saham milik perusahaan AS yang masuk daftar hitam Hong Kong, termasuk saham CRRC, China Communications Construction Co dan China State Constrution semuanya ditutup anjlok cukup signifikan.
Indeks Hang Seng ditutup naik 95,28 poin atau 0,4 lebih tinggi pada 26,505,87, secaa mingguan melemah 1,23%. Demikian indeks saham Cina Enterprise (HSCE) dengan 60 saham unggulan ditutup naik 0,4% menjadi 10,452,50. Indeks Hang Seng berjangka bulan November bergerak negatif dengan naik 42 poin atau 0,16% ke posisi 26455.
Secara sektoral mayoritas saham mixed dengan sektor yang menguat dipimpin oleh saham sektor energy dan sektor teknologi yang melonjak 3,90% dan 1,49% masing-masing. Yang masuk zona merah dipimpin oleh sektor telekomunikasi dan sektor property dengan anjlok 0,85% dan 0,35% masing-masing. Saham energy yang paling kuat yaitu saham CNOOC dengan melonjak 6,11%, sedangkan saham property yang paling anjlok yaitu saham China Resources Land dengan turun 2,17%.
.
Jul Allens / Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting



