(Vibiznews – Indeks) – Tekanan jual di bursa saham Hong Kong berlanjut pada perdagangan hari Senin (21/12/2020) di tengah kekhawatiran atas ketegangan China-AS. Indeks Hang Seng semakin tertekan ke posisi terendah sepekan, namun dibatasi oleh dukungan kebijakan dari pemerintah Beijing.
Pemerintah China berjanji akan mempertahankan dukungan kebijakan untuk pemulihan ekonominya, menghindari perubahan kebijakan yang tiba-tiba, untuk membantu menjaga pertumbuhan ekonomi dalam kisaran yang wajar pada tahun 2021.
Meningkatnya ketegangan China-AS akan terus membebani pasar dimana Amerika Serikat diperkirakan akan menambahkan sekitar 80 perusahaan dan afiliasi tambahannya ke daftar hitam yang diberi sanksi.
Indeks Hang Seng ditutup turun 191.92 atau 0,7% lebih rendah ke posisi 26.306,68, terendah sejak 15 Desember. Demikian indeks saham Cina Enterprise (HSCE) dengan 60 saham unggulan berakhir turun 0,8% menjadi 10.401,83. Indeks Hang Seng berjangka bulan November bergerak positif dengan turun 154 poin atau 0,58% ke posisi 26345.
Secara sektoral, mayoritas bergerak lemah di zona merah yang dipimpin oleh anjloknya sektor teknologi dan telekomunikasi dengan turun 0,89% dan 2,4% masing-masing. Saham telekomunikasi anjlok parah setelah pemerintah AS akan melakukan program penghapusan peralatan jaringan telekomunikasi yang menurut pemerintah AS menimbulkan risiko keamanan nasional.
Saham pembuat chip teratas China SMIC anjlok 3,8% setelah perusahaan itu mengatakan pada Minggu bahwa dimasukkan ke dalam daftar hitam perdagangan AS dan menimbulkan dampak buruk yang signifikan pada penelitian dan pengembangannya dalam teknologi chip 10-nanometer dan yang lebih canggih.
Jul Allens / Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting