(Vibiznews-Forex) – Di tengah perdagangan forex sesi Eropa hari Selasa (22/12/2020) posisi poundsterling dalam pair GBPUSD masih bergerak lemah melanjutkan downtrend sesi sebelumnya yang sempat anjlok 2% lebih. Poundsterling tertekan oleh kekuatan dolar AS dan hiraukan rilis data pertumbuhan ekonomi Inggris di posisi rekor.
Data PDB Inggris meningkat 16 persen dalam tiga bulan hingga September 2020, direvisi dari estimasi pertama pertumbuhan 15,5 persen dan meningkat dari rekor kontraksi 18,8 persen dalam periode tiga bulan sebelumnya. Ini adalah laju ekspansi ekonomi terkuat sejak tahun 1955. Namun, dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun lalu, ekonomi Inggris turun dengan revisi 8,6 persen.
Poundsterling berada di bawah tekanan jual yang besar pada hari Senin setelah beberapa negara menutup perbatasan dengan Inggris, karena ditemukan varian baru virus COVID-19 yang lebih ganas di Inggris Tenggara. Selain itu Inggris dan UE juga gagal menyetujui kesepakatan perdagangan Brexit.
Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap banyak rival utamanya dollar naik di pasar uang Eropa setelah fluktuatif dan volatile; bangkit sebagai safe haven oleh kekhawatiran investor di tengah isyu varian baru virus corona di Inggris dalam volume pasar yang tipis.
Secara teknikal menurut analyst Vibiz Research Center pair GBPUSD ditutup melemah. Kini pair berada di posisi 1,3380 yang telah tembus posisi pivot dan menuju support kuat di 1.3268 – 1.3231. Namun jika terkoreksi akan naik kembali ke posisi 1.3468, jika tembus mendaki ke resisten kuatnya di 1,3550-1,3595.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting