(Vibiznews – Indeks) – Indeks Nikkei di bursa saham Jepang Saham anjlok ke posisi terendah 3 pekan pada perdagangan hari Selasa (22/12/2020) di tengah kekhawatiran jenis virus corona baru yang menyebar dengan cepat ditemukan di Inggris dapat mengganggu pemulihan ekonomi global yang cepat.
Sentimen investor juga terbebani oleh meningkatnya kekhawatiran atas kasus harian virus corona di Jepang, dimana Gubernur Tokyo Yuriko Koike juga mendesak 14 juta penduduk ibu kota untuk tinggal di rumah selama musim liburan akhir tahun.
Kekuatan awal Nikkei hingga capai posisi rekor dipicu oleh berita Kongres AS mencapai kesepakatan pada hari Minggu mengenai paket bantuan virus corona senilai $ 900 miliar yang bertujuan untuk membantu rumah tangga, usaha kecil dan penyedia layanan kesehatan.
Indeks harian Nikkei ditutup turun 278,03 poin atau 1,04% ke posisi 26.436,39, terendah sejak 25 November. Demikian untuk indeks Topix turun 1,56% menjadi 1.761,12. Untuk indeks Nikkei berjangka bulan Maret 2021 bergerak positif dengan turun 310 poin atau 1,16% ke posisi 26.340.
Saham yang paling tertekan yaitu saham Fujifilm Holdings anjlok 5,95% setelah Kementerian Kesehatan Jepang mengatakan dewan peninjau medis menyimpulkan bahwa data uji klinis untuk menentukan kemanjuran kandidat obat perusahaan COVID-19 Avigan tidak meyakinkan.
Saham terkait minyak terpukul karena harga minyak mentah jatuh menyusul berita tentang virus baru, seperti saham Inpex turun 5,0% dan ssham Eneos Holdings kehilangan 2,7%. Demikian juga saham operator kereta api dan maskapai penerbangan turun seperti saham East Japan Railway turun 2,1% dan ANA Holdings turun 2,3%.
.
Jul Allens / Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting