(Vibiznews – IDX Stocks) – Penerbitan obligasi korporasi di tahun 2020 ini turun drastis. Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI),hingga tanggal 18 Desember 2020, total emisi Obligasi dan Sukuk yang sudah tercatat sepanjang tahun 2020 adalah 101 emisi dari 58 Emiten senilai Rp84,96 triliun.
Padahal, penerbitan obligasi korporasi di sepanjang tahun 2019 lalu mencapai Rp 126,51 triliun.
Jika dilihat dari per 30 November 2020, ada 95 emisi dari 58 emiten dengan total nilai Rp 74,89 triliun. Sementara pada periode yang sama pada tahun sebelumnya, nilai obligasi korporasi di periode tersebut capai Rp 113 triliun dari 95 emisi dari 50 emiten.
Artinya, dari pencapaian sampai dengan tanggal 18 Desember 2020 dibandingkan dengan pencapaian di sepanjang tahun 2019, baru mencapai 67.15 persen.
Turunnya nilai penerbitan obligasi korporasi tidak terlepas dari efek pandemi Covid-19. Dengan adanya pandemi, banyak perusahaan yang peringkat maupun outlook-nya diturunkan. Artinya, risiko berinvestasi di obligasi korporasi pun meningkat.
Selain itu, cashflow penerbit obligasi korporasi juga terdampak oleh pandemi, sehingga ancaman default pun membayangi. Kondisi ini pada akhirnya membuat investor enggan masuk ke obligasi korporasi, khususnya ke sektor yang terdampak. Pada akhirnya, penyerapan dananya tidak maksimal dan nilai penerbitan obligasi korporasi tahun ini lebih kecil dibanding tahun lalu.
Mayoritas obligasi korporasi pada tahun ini diterbitkan untuk refinancing utang para penerbit di tengah perekonomian yang melambat.
Lebih lanjut, minat investor sempat berkurang pada obligasi korporasi di paruh pertama tahun ini. Namun, memasuki kuartal III-2020, minat tersebut perlahan mengalami pemulihan.
Kendati demikian, investor belum agresif memburu obligasi korporasi dan cenderung selektif dalam memilih surat utang yang ditawarkan.
Kalau melihat dari sisi kupon, pada tahun ini kupon obligasi korporasi itu masih menarik, apalagi di tengah penurunan suku bunga dan yield obligasi negara. Oleh karena itu, perlahan minat investor mulai membaik. Tapi sejauh ini, investor masih hati-hati, karena potensi risiko yang masih cukup besar.
Menyambut tahun depan, diperkirakan penerbitan obligasi korporasi akan semakin marak, baik dari jumlah emisi maupun nilainya. Pertimbangannya adalah, dengan ekonomi yang mulai pulih, dampak pandemi bisa berkurang seiring vaksin yang sudah didistribusikan, hingga perusahaan-perusahaan yang akan segera melakukan ekspansi.
Lonjakan penerbitan baru akan terjadi pada paruh kedua tahun depan, dimana publik akan melihat dulu proses pemulihan ekonomi maupun distribusi dan efektivitas vaksin virus corona.
Tapi, dengan banyaknya obligasi korporasi yang akan jatuh tempo pada tahun depan, yield SUN masih akan turun, bisnis berangsur pulih, hingga risiko yang berkurang, penerbitan berpeluang lebih baik dari tahun ini. Dari sisi investor kan risk appetite juga akan membaik.
Bagi investor yang tertarik masuk obligasi korporasi harus tetap mengutamakan ke hatian-hatian. Dengan likuiditas obligasi korporasi yang kurang baik, instrumen ini lebih cocok untuk dibeli lalu di-hold, ketimbang untuk trading.
Beberapa sektor yang dapat dipertimbangkan karena mempunyai potensi baik pada tahun depan adalah sektor konsumer dan telekomunikasi yang teruji tangguh dan minim terdampak selama pandemi. Sementara sektor multifinance dan perbankan juga menarik mengingat keduanya merupakan mayoritas market cap obligasi korporasi.
Selasti Panjaitan/Vibiznews
Editor : Asido Situmorang