(Vibiznews – Indeks) – Mengakhiri perdagangan saham tahun 2020 di bursa Jepang hari Rabu (30/12/2020), indeks Nikkei retreat dari posisi tertinggi lebih dari tiga dekade sesi sebelumnya karena profit taking. Namun secara tahunan mencatat kenaikan untuk tahun kedua berturut-turut. Bursa saham Jepang akan ditutup mulai hari Kamis dan dibuka kembali pada Senin (4/01/2021).
Pada tahun 2020 Nikkei naik 18,73% dibandingkan dengan kenaikan 18,2% pada tahun 2019. Nikkei naik hampir 18,4% di kuartal terakhir, merupakan kenaikan kuartalan terbesar sejak tiga bulan yang berakhir pada Maret 2013. Untuk indeks Topix hampir 4,8% lebih tinggi pada tahun 2020 setelah naik lebih dari 15,2% pada tahun sebelumnya.
Sentimen yang memberatkan investor merespon berita pemimpin Mayoritas Senat AS menunda voting untuk meningkatkan bantuan COVID-19 dari $600 hingga $2.000 dan mendesak para senator untuk membatalkan veto terbaru dari RUU pertahanan oleh Presiden AS. Sementara itu, lonjakan kasus harian virus corona yang terus berlanjut juga membebani pasar.
Indeks harian Nikkei ditutup turun 123,98 poin atau 0,45% lebih rendah ke posisi 27.444,17, turun dari posisi tertinggi sejak 16 Agustus 1990 sesi sebelumnya. Demikian untuk indeks Topix tergelincir 0,8% menjadi 1.804,68, mundur dari level tertinggi sejak Oktober 2018 sesi sebelumnya. Untuk indeks Nikkei berjangka bulan Maret 2021 bergerak positif dengan turun 130 poin atau 0,47% ke posisi 27.440.
Secara sektoral hanya 4 dari 30 sub sektor yang menguat, selebihnya terjun ke zona merah. Tekanan pada Nikkei paling banyak oleh anjloknya saham-saham eksportir utama seperti saham Honda turun 1,47%, saham Sony turun 1,54%, saham Canon anjlok 2,20% dan saham Toyota turun 0,86%.
Jul Allens / Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting