(Vibiznews – Bonds) – Negara Republik Indonesia mulai memasarkan obligasi global berdenominasi dolar AS dan Euro. Emisi tersebut menambah daftar negara yang memanfaatkan surat utang untuk menambal anggaran guna memerangi pandemi.
Indonesia akan menawarkan surat utang dolar dengan tenor 10 tahun, 30 tahun, dan 50 tahun. Negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini juga menawarkan obligasi euro dengan tenor 12 tahun.
Dan tingkat kupon yang ditawarkan mencapai kisaran 2,35 persen (10 tahun), 3,55 persen (30 tahun), dan 3,85 persen (50 tahun).Obligasi ini telah mendapat peringkat Baa2 dari Moody’s, BBB dari S&P, dan BBB dari Fitch Ratings.
Penerbitan surat utang global diharapkan bisa memenuhi 15 persen dari total penerbitan obligasi tahun ini. Jumlah tersebut termasuk sukuk dalam denominasi dolar dan obligasi berdenominasi yen Jepang. Negara di seluruh dunia kini mengandalkan utang untuk mendukung perekonomian yang terhuyung akibat pandemi virus corona (Covid-19). Indonesia sebelumnya sudah menyatakan bakal memberikan vaksin gratis bagi seluruh warga negara.
Pemerintah menargetkan utang baru pada tahun 2021 sebesar Rp 1.177,4 triliun. Sebagian besar utang tersebut didapat melalui penerbitan surat berharga negara (SBN) sebesar Rp1.207,3 triliun.
Emisi obligasi global oleh Indonesia merupakan susulan setelah Meksiko juga melakukan hal serupa. Awal pekan ini, Meksiko menawarkan obligasi dengan tenor 50 tahun. Spread pada obligasi Indonesia hampir kembali ke tingkat pra-pandemi dan ada ruang terbatas untuk pengetatan materi lebih lanjut. Spread yang dimaksud adalah selisih yield Surat Utang Negara (SUN) Indonesia dengan yield US Treasury.
Stimulus moneter besar-besaran yang belum pernah terjadi sebelumnya membuat imbal hasil mendekati nol atau bahkan negatif. Maka, tidak heran banyak negara mengumpulkan dana pinjaman dengan obligasi berkupon murah. Rata-rata spread surat utang dolar di Asia mendekati level terendah sejak Maret.
Selasti Panjaitan/Vibiznews
Editor : Asido Situmorang