Akibat Tutup Akun Trump, Saham Twitter dan Facebook Anjlok; Kecaman Keras Menekan Twitter dan Facebook

529

(Vibiznews – Index) Saham Twitter anjlok lebih dari 6% setelah langkahnya untuk secara permanen menutup akun Presiden AS Donald Trump memicu kekhawatiran di kalangan investor atas regulasi jejaring sosial di masa depan. Facebook juga yang telah menutup akun Trump tanpa batas waktu, mengalami kemerosotan sahamnya.

Twitter mengatakan pada hari Jumat penangguhan akun Trump, yang memiliki 88 juta pengikut, disebabkan risiko penyerbuan Capitol AS minggu lalu.

Langkah itu menuai kritik dari beberapa anggota Partai Republik karena menekan hak presiden untuk kebebasan berbicara, sementara Komisaris Uni Eropa Thierry Breton mengatakan peristiwa minggu lalu kemungkinan menandai era baru untuk dilakukan kontrol resmi yang lebih ketat.

Kanselir Jerman Angela Merkel, mengkritik larangan Twitter dan memperingatkan melalui juru bicaranya bahwa legislatorlah dan bukan perusahaan swasta yang harus memutuskan potensi pembatasan untuk kebebasan berekspresi.

Platform media sosial lainnya termasuk Facebook telah mengeluarkan larangan serupa terhadap Trump, tetapi penurunan saham Twitter sebanyak 12% pada hari Senin jauh lebih dalam daripada rekan-rekannya.

Saat ini terpantau saham Twitter masih anjlok -6%, saham Facebook juga merosot -4% dan saham Alphabet kehilangan lebih -2%.

Kerugian saham Twitter diberitakan mencapai $ 4 miliar.

Grafik penurunan saham Twitter, sumber : tradingeconomics

 

Grafik penurunan saham Facebook, sumber : tradingeconomics

Beberapa analis mengatakan Trump memiliki pengikut yang sangat tinggi dan setia dan banyak dari mereka akan kecewa jika Trump secara permanen dilarang untuk memposting dan dapat meninggalkan sosial media yang menekan Trump. Hal ini berdampak negatif pada pengurangan pangsa pengikut Twitter dan Facebook dan kemudian itu dapat berdampak negatif pada kemampuan mereka untuk menarik iklan terhadap pangsa pengikut mereka.

Langkah hari Jumat, disertai dengan penangguhan untuk beberapa pendukung Trump, adalah untuk pertama kalinya Twitter melarang seorang kepala negara, membuat anggota parlemen Republik mengecam keputusan Twitter sebagai upaya untuk membungkam suara konservatif.

Komisaris Uni Eropa Breton mengatakan fakta bahwa seorang CEO dapat menghentikan corong suara POTUS tanpa adanya check and balances adalah membingungkan, demikian seperti yang dilansir Politico.

Analyst Vibiz Research memperkirakan dengan tindakan Twitter yang sepihak dan juga kecaman dari berbagai pihak termasuk pemimpin negara, politisi dan masyarakat, akan semakin menekan saham Twitter dan Facebook, dan membuat perusahaan sosial media ini akan kehilangan banyak pengikutnya dan kehilangan kepercayaan investor. Melihat grafik tren saham juga diperkirakan akan terus menurun.

Asido Situmorang / Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here