(Vibiznews – Bonds & Mutual Fund) – Reksa Dana menjadi salah satu alternatif investasi yang diminati saat ini dilihat dari dana kelolaan industri reksa yang menyentuh rekor tertinggi sepanjang sejarah per akhir 2020.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per 30 Desember 2020, nilai aktiva bersih (NAB) produk reksa dana secara industri mencapai nilai Rp573,54 triliun dengan unit penyertaan sebanyak 435,14 miliar unit. Realisasi ini menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah reksa dana di Indonesia. Tercatat, sebelumnya NAB reksa dana mencapai level tertinggi Oktober 2019 yakni sebesar Rp553,26 triliun.
Namun demikian, jika dilihat secara tahunan, posisi NAB reksa dana secara industri per akhir 2020 hanya tumbuh 5,79 persen secara year on year, dibandingkan posisi NAB reksa dana per akhir 2019 yang sebesar Rp542,17 triliun atau tumbuh 7,3 persen.
Berdasarkan data dari Invovesta dana kelolaan reksa dana memang sempat anjlok sangat dalam di akhir Maret 2020, NAB reksa dana sempat menyentuh Rp471,87 triliun, posisi ini terendah sejak akhir 2017 silam. Ini diakibatkan anjloknya nilai aset pasar modal pada periode tersebut sehingga turut menyeret dana kelolaan. Begitu pula unit penyertaan reksa dana sempat berkurang pada Mei 2020 hingga tersisa 405,71 miliar, jumlah terendah sejak Agustus 2018, akibat tingginya redemption atau pencairan reksa dana.
Namun demikian, industri reksa dana mulai kembali bangkit sedikit demi sedikit, khususnya di paruh kedua 2020. Puncaknya, pada kuartal terakhir tahun lalu pertumbuhan dana kelolaan reksa dana terus menanjak, begitu pula dengan jumlah unit penyertaan.
Momentum rebound yang sangat kuat pada kuartal IV/2020 lalu membuat dana kelolaan melonjak naik menuju level sebelum pandemi. Sejalan dengan itu, investor turut memanfaatkan momentum tersebut untuk masuk ke reksa dana.
Berdasarkan data dari Infovesta investor reksa dana sekarang sudah mencapai 3,5 juta investor. Menurut Head of Market Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana, memperkirakan tren kenaikan NAB reksa dana akan terus berlanjut tahun ini dan dana kelolaan reksa dana dapat tembus ke level Rp600 triliun di 2021. Beliau juga memperkirakan investor reksa dana dapat terus bertambah hingga mendekati 5 juta investor dengan asumsi jika terjadi snowball effect.
Di sisi lain, dana idle di masyarakat masih melimpah seiring masih terbatasnya kegiatan ekonomi akibat pandemi yang masih belum dapat tertangani, sehingga berpotensi untuk masuk ke industri reksa dana.
Apalagi masyarakat cenderung tidak memiliki banyak pilihan untuk berinvestasi, mengingat tren suku bunga rendah yang ada saat ini reksa dana bisa menjadi pilihan yang menarik karena potensi imbal hasil yang kompetitif dan ragam produk yang fleksibel.
Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting
Editor : Asido Situmorang