(Vibiznews-Forex) – Di tengah perdagangan forex sesi Eropa hari Jumat (22/1/2021) posisi poundsterling dalam pair GBPUSD bergerak bearish dan sudah menembus posisi support kuat hariannya. Poundsterling tertekan oleh pernyataan PM Inggris dan juga data aktivitas bisnis yang masih menurun.
PM Inggris Boris Johnson memperingatkan lockdown ketiga Inggris dapat berlangsung hingga musim panas. Di sisi data ekonomi, data PMI terbaru menunjukkan penurunan tajam dalam aktivitas bisnis di bulan Januari, dengan layanan jasa sekali lagi sangat terpukul dan pertumbuhan manufaktur terlihat hampir terhenti.
Namun terdapat data optimis, sektor ritel pulih pada bulan Desember dari penguncian sebagian virus korona pada bulan November, dengan penjualan ritel hanya naik 0,3%, jauh di bawah ekspektasi pasar sebesar 1,2%.
Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap banyak rival utamanya sedang bangkit di pasar uang Eropa setelah melemah 3 hari berturut; rebound teknikal dari tekanan preferensi risiko investor oleh prospek pelemahan dollar karena rencana stimulus pandemi di AS.
Namun secara mingguan posisi poundsterling berada di jalur untuk mencatat kenaikan mingguan hampir 0,8% didukung oleh kemajuan Inggris dalam meluncurkan vaksin dan penurunan ekspektasi suku bunga negatif setelah Bank of England.
Secara teknikal menurut analyst Vibiz Research Center pair GBPUSD ditutup melemah. Kini pair berada di posisi 1,3664 dan sedang turun mendekati support selanjutnya di 1.3619 – 1.3573. Namun jika terkoreksi positif, akan mendaki kembali ke posisi 1.3735 sebelum capai resisten kuat di 1,3754- 1,3790.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting